
Halo jumpa lagi Sobat HR! Apakah Anda pernah mendengar bahwa 70% perusahaan gagal dalam mengelola kinerja dalam transformasi digital mereka?
Ternyata fakta ini sering kali membuat banyak pemilik bisnis bertanya-tanya: apa yang salah dan bagaimana bisa diperbaiki?
Jika Anda salah satu dari mereka yang sedang mencari jawabannya, kebetulan sekali Anda membaca artikel ini, kami akan membantu Anda memahami tantangan terbesar dalam manajemen kinerja dan solusi yang dapat menyelamatkan bisnis Anda.
Ternyata Hanya 30% Perusahaan yang Berhasil Mencapai Target Transformasi Digital. Kok Bisa?
Menurut McKinsey, tantangan terbesar dalam transformasi digital bukanlah menentukan langkah-langkah yang harus diambil, tetapi cara untuk melakukannya. Beberapa kendala umum yang sering dihadapi oleh perusahaan meliputi kurangnya keterlibatan karyawan, dukungan manajemen yang tidak memadai, dan kesenjangan keterampilan antara kemampuan karyawan dan alat yang digunakan. Selain itu, kurangnya kolaborasi dan komunikasi antar divisi serta akuntabilitas juga menjadi faktor penyebab kegagalan dalam transformasi digital.
Penyebab kegagalan ini mengindikasikan bahwa manajemen dan kesiapan karyawan adalah kunci keberhasilan. Riset menunjukkan bahwa perusahaan yang mengikuti strategi perubahan manajemen memiliki peluang enam kali lebih besar untuk memenuhi tujuan transformasi digital mereka.
Namun, pertanyaannya adalah, bagaimana perusahaan dapat menentukan strategi dan arah transformasi digital yang efisien? Di antara faktor people, process, dan tools, manakah yang harus diprioritaskan?
Baca juga : Strategi Transformasi Organisasi: Panduan Lengkap untuk Sukses
Mari Kita Temukan Jawabannya dari Dua Perusahaan yang Gagal dalam Bertransformasi Digital
Kenapa Kegagalan BlackBerry?
BlackBerry, yang sebelumnya dikenal sebagai Research In Motion (RIM), didirikan pada tahun 1984. Ponsel genggam pertama mereka diluncurkan pada tahun 2000. Namun, pada tahun 2007, saat iPhone pertama kali diperkenalkan dan diikuti oleh berbagai smartphone Android, minat pasar terhadap BlackBerry mulai menurun.
Dulunya, BlackBerry adalah raksasa ponsel dengan lebih dari 85 juta pengguna dan menguasai 50% pasar ponsel global. Namun, dalam waktu dua tahun, mereka kehilangan lebih dari setengah nilai pasarnya. Kegagalan utama BlackBerry disebabkan oleh ketidakmampuan mereka untuk beradaptasi dengan teknologi dan cara kerja yang baru.
BlackBerry mengandalkan fitur keyboard QWERTY dan sistem operasi BlackBerry Messenger (BBM) yang menjadi ciri khas mereka. Sayangnya, mereka mengabaikan inovasi dari pesaing yang sudah menggunakan sistem yang lebih modern dan menarik. Kurangnya antisipasi terhadap perkembangan kompetitor mengakibatkan fitur-fitur unggulan mereka tidak lagi relevan.
Ini Penyebab Kegagalan Yahoo!
Yahoo! adalah mesin pencari dengan pengguna terbanyak pada tahun 2000, sebelum Google mengambil alih posisi tersebut. Kemunduran Yahoo! dimulai ketika mereka menolak akuisisi oleh Google dan Facebook. Selain itu, Yahoo! juga gagal memperhatikan fitur-fitur baru yang ditawarkan oleh kompetitor, yang pada akhirnya membuat mereka tertinggal.
Salah satu momen paling merugikan bagi Yahoo! adalah ketika Google berhasil beradaptasi dengan teknologi mobile, sementara Yahoo! masih terbatas pada penggunaan desktop. Ini mengakibatkan Yahoo! kehilangan fokus bisnis dan gagal menghasilkan pendapatan yang sesuai dengan potensi pasar. Kurangnya kejelasan dalam visi dan fokus bisnis juga menyulitkan Yahoo! untuk menentukan unique selling point mereka.
Baca juga : Tantangan dan Peluang Capacity Building di Era Transformasi Digital
Mengapa 70% Perusahaan Gagal dalam Mengelola Kinerja?
Seiring berjalannya waktu, teknologi terus berkembang pesat dan kebutuhan untuk beradaptasi menjadi semakin penting. Disisi lain, banyak perusahaan justru gagal dalam proses transformasi digital dan pengelolaan kinerja.
Pertanyaanya Kenapa itu terjadi? Nah, berdasarkan laporan dari McKinsey, hampir 70% perusahaan gagal mencapai hasil yang diharapkan dari transformasi digital mereka. Ternyata penyebab utamanya adalah kurangnya perencanaan yang matang, komunikasi yang buruk, dan resistensi terhadap perubahan.
Bayangkan sebuah perusahaan yang mencoba mengadopsi teknologi baru, tetapi gagal melibatkan karyawan mereka. Akibatnya, teknologi tidak dimanfaatkan secara maksimal, kinerja stagnan, dan target tidak tercapai. Ini adalah masalah yang sangat umum di banyak perusahaan.
Baca juga : Istilah Dream Team: Cara Menciptakan Team Ideal yang Menjawab Segala Tantangan
Tantangan Utama yang Dihadapi Perusahaan
Ada beberapa faktor kunci mengapa perusahaan seringkali kesulitan dalam mengelola kinerja karyawan mereka:
- Business Goals yang Kurang Jelas
Banyak perusahaan tidak menetapkan indikator kinerja yang spesifik dan terukur. Akibatnya, karyawan merasa bingung tentang apa yang harus dicapai. - Komunikasi yang Buruk
Transformasi tanpa komunikasi yang efektif bisa menyebabkan misalignment antara manajemen dan karyawan. Semua orang akhirnya bekerja tanpa arah yang jelas. - Company Culture yang Tidak Adaptif
Perusahaan yang enggan berubah atau lambat beradaptasi dengan teknologi baru seringkali tertinggal. Akibatnya, proses kerja tetap stagnan dan tidak berkembang. - Skill Digital Karyawan yang Tidak Upgrade dan Salah Talent
Sulit menemukan orang yang tepat dengan skill dan culture fit sesuai perusahaan. Anda harus menemukan talent digital yang mampu menyadari apa yang kurang atau apa yang salah dari inisiatif yang sedang berjalan. Dengan demikian anda akan lebih mawas dalam menentukan strategi dan cara kerja yang lebih efektif. - Resistensi terhadap Teknologi
Transformasi digital tidak selalu diterima dengan baik oleh karyawan, terutama jika mereka tidak dilatih secara memadai. Resistensi ini menghambat perkembangan perusahaan.
Baca juga : Learning Culture: Strategi Meningkatkan Produktivitas dan Inovasi Karyawan
Prediksi Transformasi Digital dalam Bisnis 2025
Di tahun 2025, transformasi digital diprediksi akan semakin didorong oleh teknologi seperti kecerdasan buatan (AI), Internet of Things (IoT), dan analisis data besar (big data).
Menurut sebuah studi dari World Economic Forum, perusahaan-perusahaan yang berinvestasi pada teknologi-teknologi ini akan meningkatkan efisiensi operasional hingga 20%. Namun, tantangan utama yang dihadapi perusahaan tetaplah kesiapan sumber daya manusia dan strategi manajemen perubahan yang tangguh.
Selain itu, McKinsey dan Gartner memproyeksikan bahwa 80% dari perusahaan global akan mengadopsi setidaknya satu teknologi cloud sebagai bagian dari upaya transformasi digital mereka. Namun, kesuksesan akan bergantung pada seberapa baik perusahaan menyelaraskan perubahan teknologi dengan budaya kerja yang adaptif serta mengurangi resistensi karyawan terhadap teknologi baru.
Dengan demikian, solusi untuk bisnis di masa depan terletak pada tiga elemen utama: people, process, dan technology, di mana pengembangan keterampilan digital dan kolaborasi lintas departemen akan menjadi faktor krusial dalam menghindari kegagalan transformasi digital.
Baca juga : Mengenal Digital Nomad: Keuntungan, Kerugian Hingga Tips Sukses
Apakah Perlu Investasi dalam Pengembangan Karyawan untuk Keberhasilan Transformasi Digital?
Tahukah Anda bahwa sebuah studi dari McKinsey, perusahaan yang berinvestasi dalam peningkatan keterampilan karyawan melalui pelatihan internal memiliki tingkat keberhasilan yang lebih tinggi dalam transformasi digital.
Penelitian tersebut juga mengungkapkan bahwa sebagian besar masalah yang menyebabkan kegagalan dalam transformasi digital dapat diatasi dengan mempersiapkan keterampilan karyawan, baik di level eksekutor maupun manajerial.
Kultur perusahaan yang kolaboratif dapat terbentuk ketika semua karyawan memiliki kemampuan yang setara. Oleh karena itu, pengembangan talenta menjadi prioritas utama yang harus diinvestasikan dalam proses transformasi digital.
Bentuk-Bentuk Pengembangan Talenta
Menurut McKinsey, perusahaan dapat menyediakan berbagai bentuk pengembangan talenta, antara lain:
- Program Pengembangan Kepemimpinan
Membantu karyawan di posisi manajerial untuk mengasah kemampuan kepemimpinan mereka. - Program Pengembangan Keterampilan
Ini termasuk workshop, bootcamp, dan pembelajaran online untuk meningkatkan keterampilan teknis karyawan. - Sesi Pembelajaran Antar Karyawan
Memfasilitasi pertukaran pengetahuan di antara karyawan untuk saling belajar dan bertumbuh. - Modul Pembelajaran Mandiri
Menyediakan bahan pembelajaran yang dapat diakses oleh karyawan untuk belajar secara mandiri sesuai dengan kebutuhan mereka.
Lalu Apa Solusi yang Bisa Menyelamatkan Bisnis Anda?
Tenang, tidak semua bisnis harus jatuh ke dalam jebakan kegagalan ini. Ada beberapa langkah strategis yang dapat Anda lakukan untuk mengelola kinerja perusahaan dengan lebih baik:
- Tentukan Tujuan yang Jelas dan Terukur
Setiap karyawan perlu tahu apa yang menjadi target mereka. Pastikan tujuan yang ditetapkan SMART (Specific, Measurable, Achievable, Relevant, Time-bound). Ini membantu semua orang bekerja ke arah yang sama dan memastikan pencapaian target yang lebih terukur. - Transformasi Budaya Kerja
Ciptakan budaya kerja yang fleksibel dan adaptif. Libatkan karyawan dalam proses perubahan, ajak mereka berkolaborasi dalam menemukan solusi. Dengan begitu, resistensi terhadap perubahan bisa diminimalisir. - Investasi dalam Pelatihan Teknologi
Karyawan harus merasa nyaman dengan teknologi baru. Berikan pelatihan yang relevan agar mereka bisa memanfaatkan teknologi secara efektif dan mendukung kinerja perusahaan. - Gunakan Layanan Konsultasi Profesional
Mengelola transformasi kinerja bisa menjadi tugas yang rumit. Jika Anda ingin mempercepat proses dan meminimalkan risiko kegagalan, menggunakan layanan konsultasi organisasi dan transformasi bisa menjadi solusi tepat. Seperti layanan konsultasi yang ditawarkan oleh Proxsis HR, yang siap membantu perusahaan Anda melewati tantangan ini.
Kesimpulan
Transformasi digital dan pengelolaan kinerja karyawan bukanlah hal yang mudah. Namun, dengan perencanaan yang tepat dan dukungan yang memadai, Anda dapat menghindari kegagalan yang dialami oleh 70% perusahaan lainnya. Pastikan untuk menetapkan tujuan yang jelas, memperbaiki komunikasi, dan melibatkan karyawan dalam perubahan.
Jika Anda membutuhkan bantuan dalam proses ini, Proxsis HR siap membantu perusahaan Anda bertransformasi dan mengelola kinerja dengan lebih baik. Jangan tunggu sampai masalah kinerja semakin parah. Hubungi kami sekarang juga untuk konsultasi lebih lanjut!
Inquiry
News & Article
- 6 Tahap TNA untuk Menyusun Program Pelatihan yang Tepat di Semester Pertama 2025
- Mengapa Perencanaan Tahunan HR Menjadi Kunci Keberhasilan Organisasi di 2025?
- Panduan Lengkap Rekrutmen Awal Tahun: Dari Penentuan Posisi Prioritas hingga Onboarding yang Efektif
- Transformasi Pengelolaan SDM dengan HRIS: Tingkatkan Efisiensi dan Keputusan Bisnis
- 7 Tips Mengelola Anggaran HR Secara Efisien di Awal Tahun
Latest Events
- Badan Pusat Statistik – Emerging Leader Development Program
- BPJS Ketenagakerjaan – Change Your Selftalk, Change Your Life
- Employee Development Program – PT Waskita Toll Road Kolaborasi dengan Proxsis HR
- Proxsis HR Professional Community – Monthly Meetup Ep. 26 Leading with Adaptability: Embracing Learning Agility as a Future Leader
- PT PGAS Telekomunikasi Nusantara – Design Thinking for Innovation and Continuous Improvement
Recent Posts
- 6 Tahap TNA untuk Menyusun Program Pelatihan yang Tepat di Semester Pertama 2025
- Mengapa Perencanaan Tahunan HR Menjadi Kunci Keberhasilan Organisasi di 2025?
- Panduan Lengkap Rekrutmen Awal Tahun: Dari Penentuan Posisi Prioritas hingga Onboarding yang Efektif
- Transformasi Pengelolaan SDM dengan HRIS: Tingkatkan Efisiensi dan Keputusan Bisnis
- 7 Tips Mengelola Anggaran HR Secara Efisien di Awal Tahun
Contact Us
Permata kuningan Building 17Th Floor, Suite 1701 Jl. Kuningan Mulia kav 9 Kawasan bisnis epicentrum Jakarta – 12980
Phone: 0813-8080-7366| 081315667747
Fax: 021-8370.8679 | 021-8370.8680