“Ide itu mahal!” Beberapa orang meyakini bahwa pendapat ini terbilang benar. Ada pula yang berpendapat sebaliknya, bahwa bukanlah ide yang bersifat mahal melainkan eksekusi. Memang berpikir kreatif seringkali menjadi tolok ukur dalam berinovasi, namun jika ide kreatif tidak diimbangi dengan eksekusi yang relevan, apakah akan menjadi solusi?

Untuk mengidentifikasi mana yang lebih punya peranan penting antara ide dan eksekusi, mari kita bahas cerita dari dua karyawan agensi periklanan ibukota

Sebut saja Tio, berusia 24 tahun, bekerja sebagai Creative Content Manager di sebuah agensi. Setiap hari Tio tak pernah absen mencari ide untuk konten iklan yang diminta oleh client. Ide mentah dari Tio tersebut nantinya akan dieksekusi oleh Graphic Designer dalam bentuk visual.

Di satu divisi yang sama, ada Arya, seorang Graphic Designer berusia 25 tahun. Tugas utama dari Arya yaitu menerjemahkan konten Tio ke dalam bentuk visual. Tanpa adanya kontribusi dari Arya, ide Tio tidak akan terealisasi menjadi konten yang menarik. Tentunya Arya merasa memiliki andil yang cukup banyak dalam tim.

Seringkali kita terjebak di dalam sebuah paradigma, bahwa kita ingin ide yang unik, atau konten yang tidak umum / belum pernah ada untuk menghindari kompetisi. Sehingga tanpa sadar, kita lebih banyak menghabiskan waktu untuk terus berkutat dalam proses pencarian ide itu sendiri. Berusaha mencari ide unik memang penting, namun inti dari kesuksesan adalah tentang eksekusi.

Pernahkah Anda membayangkan, ketika kita sudah menghabiskan waktu berhari – hari bahkan berbulan – bulan untuk sebuah ide yang unik, namun ketika kita akan mengimplementasikannya, ide kita sudah lebih dulu digunakan oleh pihak lain. Hal tersebut menunjukan bahwa ide bukanlah segalanya, eksekusi tak kalah pentingnya dari ide.

Semakin cepat kita memulai, semakin dekat kita dengan kesuksesan. Memang kita harus terus melakukan inovasi, namun kita sudah memulai bagian tersulit sekaligus terpentingnya, yaitu melaksanakan ide yang sudah kita temukan.