Mengenal Asesmen Kompetensi Minimum: Pentingnya Pengukuran Kemampuan

5 Menit Membaca
Mengenal Asesmen Kompetensi Minimum: Pentingnya Pengukuran Kemampuan

Berbagai inovasi terus dilahirkan oleh pemerintah untuk meningkatkan kualitas sistem pendidikan dalam upaya melahirkan generasi yang juga lebih berkualitas. Terutama dalam meningkatkan mutu pendidikan secara menyeluruh di seluruh tanah air.

Salah satunya dengan memberlakukan Asesmen Kompetensi Minimum (AKM) sebagai salah satu penilaian dalam program Asesmen Nasional yang mulai diberlakukan sejak tahun 2021. Kebijakan pengganti Ujian Nasional ini bertujuan untuk mendorong perbaikan mutu pembelajaran dan hasil belajar peserta didik. Dalam artikel ini kita akan membahas lebih jauh tentang Asesmen Kompetensi Minimum.

Pengertian Asesmen Kompetensi Minimum

Asesmen Kompetensi Minimum (AKM) adalah suatu proses evaluasi pendidikan yang digunakan untuk mengukur pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan minimum dalam proses pembelajaran. Tujuan utama dari AKM adalah untuk menilai sejauh mana peserta didik atau kelompok siswa telah mencapai tingkat kompetensi yang dianggap minimal atau esensial dalam suatu mata pelajaran atau area keterampilan tertentu.

AKM lahir sebagai respons terhadap kebutuhan untuk meningkatkan mutu pendidikan untuk memastikan bahwa siswa memiliki pemahaman dasar dalam berbagai mata pelajaran. Hal ini penting untuk memastikan kesetaraan dalam pendidikan dan memberikan panduan bagi guru, sekolah, dan pemerintah dalam meningkatkan pendidikan.

Baca juga : Assessment Preferensi Kompetensi dan Potensi: Kunci Sukses Pengelolaan Karyawan

Tujuan Asesmen Kompetensi Minimum

Asesmen Kompetensi Minimum adalah alat penting dalam evaluasi pendidikan untuk mengidentifikasi masalah dalam sistem pendidikan dan mengambil langkah-langkah perbaikan yang diperlukan. Berikut tujuan dari AKM.

  • Evaluasi Pendidikan
    Tujuan utama dari asesmen kompetensi minimum Untuk mengevaluasi efektivitas sistem pendidikan dalam mencapai standar pendidikan yang telah ditetapkan oleh pemerintah atau otoritas pendidikan.
  • Pemantauan Perkembangan Siswa
    Penerapan Asesmen Kompetensi Minimum juga bertujuan untuk mengidentifikasi sejauh mana siswa telah mencapai kompetensi minimum yang diperlukan dalam suatu mata pelajaran. Kemudian memberikan umpan balik kepada siswa, guru, dan orang tua tentang perkembangan belajar.
  • Perencanaan Kurikulum
    Asesmen Kompetensi Minimum membantu dalam merancang dan memperbarui kurikulum pendidikan dengan memastikan bahwa kompetensi minimum mencerminkan tujuan pendidikan yang diinginkan.
  • Penyediaan Dukungan Tambahan
    Pemberlakuan Asesmen Kompetensi Minimum juga akan mengidentifikasi siswa yang mungkin memerlukan bantuan tambahan atau intervensi dalam mencapai kompetensi minimum.

Baca juga : Budaya Kerja Google: Menarik, Mengembangkan, dan Mempertahankan Bakat Terbaik

Manfaat Asesmen Kompetensi Minimum

Asesmen Kompetensi Minimum memiliki berbagai manfaat penting dalam konteks pendidikan dan pengembangan peserta didik. Berikut adalah beberapa manfaat utama dari AKM: 

  • Mengukur Kemajuan Pendidikan
    AKM membantu dalam mengukur sejauh mana siswa telah mencapai kompetensi minimum yang diharapkan dalam berbagai mata pelajaran, sehingga guru dan lembaga pendidikan untuk memahami kemajuan siswa dan menilai apakah tujuan pendidikan telah tercapai.
  • Umpan Balik yang Tepat
    AKM memberikan umpan balik kepada siswa, guru, dan orang tua tentang kekuatan dan kelemahan siswa dalam mata pelajaran tertentu. Hal ini membantu dalam merancang program pembelajaran yang lebih efektif.
  • Perencanaan Kurikulum
    Hasil AKM dapat digunakan untuk merancang atau memperbarui kurikulum pendidikan untuk memastikan bahwa mata pelajaran dan materi pembelajaran mencerminkan tujuan pendidikan yang diinginkan dan mencakup kompetensi minimum yang diperlukan.
  • Evaluasi Sistem Pendidikan
    AKM membantu dalam mengevaluasi efektivitas sistem pendidikan secara keseluruhan, terutama dalam menilai pemberlakuan sistem pendidikan sudah memenuhi standar nasional atau belum.
  • Menyediakan Dasar Kebijakan Pendidikan
    Hasil AKM dapat digunakan untuk merumuskan kebijakan pendidikan yang lebih baik bagi pemerintah dan lembaga pendidikan untuk meningkatkan sistem pendidikan.
  • Mengukur Kesetaraan Pendidikan
    Asesmen Kompetensi Minimum juga membantu dalam mengukur kesetaraan akses pendidikan dengan mengidentifikasi kesenjangan pendidikan antara kelompok siswa dan memastikan bahwa semua siswa memiliki kesempatan yang sama untuk mencapai kompetensi minimum.

Baca juga : Mengenal Perbedaan Mendasar antara Kepemimpinan dan Manajemen

Proses Asesmen Kompetensi Minimum

Proses Asesmen Kompetensi Minimum (AKM) melibatkan beberapa langkah yang dirancang untuk mengukur kemampuan individu atau kelompok siswa dalam mencapai kompetensi minimum dalam suatu mata pelajaran atau area keterampilan tertentu. Berikut adalah langkah-langkah umum dalam proses AKM:

  • Penentuan Kompetensi Minimum
    Langkah pertama dalam AKM adalah menentukan kompetensi minimum yang diharapkan dari individu dalam mata pelajaran atau keterampilan yang akan diukur.
  • Pengembangan Instrumen Asesmen
    Langkah berikutnya adalah mengembangkan instrumen asesmen, berupa tes tertulis, tes praktik, proyek, atau metode lain yang sesuai untuk mengukur kemampuan yang ditargetkan.
  • Pengumpulan Data
    Proses AKM melibatkan pengumpulan data dari individu atau kelompok siswa yang dapat dilakukan melalui ujian tertulis, observasi, atau metode lain yang sesuai dengan instrumen asesmen yang telah dikembangkan.
  • Penilaian
    Setelah itu, data yang dikumpulkan akan dievaluasi untuk menilai sejauh mana individu atau kelompok siswa telah mencapai kompetensi minimum. Penilaian ini dapat dilakukan oleh guru, instruktur, atau pihak yang bertanggung jawab atas AKM.
  • Analisis Hasil
    Hasil AKM akan dianalisis untuk mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan individu atau kelompok siswa. Analisis ini dapat digunakan untuk memberikan umpan balik kepada siswa dan guru, serta untuk merencanakan tindakan perbaikan atau intervensi jika diperlukan.
  • Evaluasi Program
    Langkah terakhir mengevaluasi program secara komprehensif, mulai dari penilaian efektivitas instrumen asesmen dalam mengukur kompetensi minimum.

Baca juga : HRIS vs. HRMS: Perbedaan dan Kelebihan Masing-Masing

Komponen Asesmen Kompetensi Minimum

Dalam pengaplikasiannya, Asesmen Kompetensi Minimum memiliki tiga komponen utama dalam proses asesmen yaitu konten, konteks, dan tingkat kognitif.

1. Konten

Komponen konten AKM berkaitan dengan jenis materi yang diukur dalam asesmen literasi membaca dan numerasi. Dalam literasi membaca, konten mencakup teks informasi dan teks fiksi.

Sedangkan dalam numerasi, konten melibatkan pemahaman tentang berbagai aspek matematika yang mencakup kemampuan dalam bidang bilangan, seperti operasi dengan bilangan, pecahan, dan decimal.

2. Konteks

Komponen AKM kedua adalah konteks, yang merujuk pada situasi atau keadaan nyata yang terkait dengan konten yang sedang diukur. Dalam komponen ini konteks dapat dibagi menjadi tiga kategori utama:

  • Konteks personal berhubungan dengan isu-isu yang berkaitan dengan kepentingan individu secara pribadi. 
  • Konteks sosial budaya mencakup isu-isu yang terjadi dalam masyarakat, budaya, dan antar individu.

Konteks saintifik berfokus pada isu-isu, aktivitas, dan fakta ilmiah, baik yang sudah ada maupun yang bersifat futuristik.

3. Tingkat Kognitif 

Komponen ketiga dalam AKM adalah tingkat kognitif yang mengacu pada proses berpikir yang dibutuhkan oleh peserta didik dalam menyelesaikan masalah atau soal dalam literasi membaca dan numerasi.

Dalam literasi membaca, tingkat kognitif dibagi menjadi tiga level: menemukan informasi, interpretasi dan integrasi, serta evaluasi dan refleksi.

Kemudian dalam numerasi mencakup pemahaman yang melibatkan kemampuan memahami fakta, prosedur, dan alat matematika. Kemudian penerapan melibatkan kemampuan menerapkan konsep matematika dalam situasi nyata yang bersifat rutin. Serta aspek penalaran yang melibatkan kemampuan berpikir dengan konsep matematika untuk menyelesaikan masalah yang bersifat non-rutin.

Baca juga : 5 Tips Membuat Self Assessment

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Asesmen

Asesmen Kompetensi Minimum (AKM) adalah proses kompleks yang dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor, diantaranya:

  • Konteks Pendidikan
    Faktor ini mencakup kurikulum, metode pengajaran, dan sumber daya pendidikan yang tersedia. Perbedaan dalam kurikulum dan metode pengajaran antar sekolah atau lembaga pendidikan dapat mempengaruhi persiapan siswa untuk AKM.
  • Sumber Daya
    Ketersediaan sumber daya fisik, seperti buku teks, fasilitas laboratorium, dan akses ke teknologi, dapat mempengaruhi persiapan dan hasil AKM.
  • Faktor Sosial dan Ekonomi
    Tingkat pendapatan, latar belakang sosial, dan kondisi sosial ekonomi keluarga siswa dapat mempengaruhi akses mereka terhadap pendidikan.
  • Kemampuan Guru
    Kemampuan guru memiliki dampak besar pada persiapan siswa untuk AKM. Guru yang berkualitas tinggi dapat membantu siswa dalam mencapai kompetensi minimum dengan efektif.
  • Motivasi Siswa
    Motivasi siswa untuk belajar sangat mempengaruhi penerapan dari AKM. Siswa yang termotivasi lebih mungkin mencapai kompetensi minimum dibandingkan dengan siswa yang kurang termotivasi.
  • Kemampuan Kognitif Siswa
    Kemampuan intelektual dan kognitif siswa juga mempengaruhi capaian dari kompetensi minimum. Siswa dengan kemampuan kognitif yang lebih tinggi mungkin lebih cepat dalam mencapai kompetensi tersebut.

Baca juga : Berapa Usia Pensiun Ideal untuk Karyawan Swasta?

Tantangan dalam Asesmen Kompetensi Minimum

Penerapan Asesmen Kompetensi Minimum yang terbilang cukup kompleks harus menghadapi berbagai tantangan dalam mencapai hasil yang lebih maksima. Berikut beberapa tantangan dalam AMK.

  • Konten yang Tepat
    Konten AMK harus mencerminkan kompetensi minimum yang diinginkan dan tetap relevan dengan tujuan pendidikan saat ini.
  • Ketidaksetaraan Sumber Daya
    Sumber daya yang tidak merata di antara siswa dan lembaga pendidikan dapat menciptakan ketidaksetaraan dalam persiapan dan pelaksanaan AKM.
  • Motivasi dan Keterlibatan Siswa
    Menjaga motivasi dan keterlibatan siswa dalam persiapan AKM bisa menjadi tantangan. Sebab, siswa yang kurang termotivasi atau merasa tidak relevan dengan AKM mungkin tidak berkinerja dengan baik.
  • Perbedaan Kemampuan Kognitif
    Perbedaan dalam kemampuan kognitif siswa dapat mempengaruhi hasil AKM. Karena tidak semua siswa memiliki kemampuan intelektual yang sama.

Untuk mengatasi tantangan-tantangan ini memerlukan kerja sama antara pihak-pihak terkait, pemahaman yang mendalam tentang kebutuhan siswa, serta upaya untuk memastikan bahwa AKM relevan, adil, dan bermanfaat dalam meningkatkan pendidikan.

Kesimpulan

Asesmen Kompetensi Minimum diharapkan dapat mengukur kompetensi mendasar atau minimum yang diperlukan peserta didik di kehidupan bermasyarakat nanti. Serta memastikan kesetaraan akses pendidikan dengan mengidentifikasi kesenjangan dalam pencapaian pendidikan antara kelompok. Asesmen Kompetensi Minimum merupakan inovasi penting dalam pengembangan sistem pendidikan yang lebih efektif dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan secara keseluruhan.

Optimalkan potensi bisnis Anda dengan layanan asesmen kami. Temukan solusi terbaik untuk pertumbuhan dan kesuksesan perusahaan Anda sekarang!

LAYANAN ASSESMEN

Strategic Decision Partner of Human Resources

5/5 - (1 vote)
Bagikan artikel ini

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Fill out this field
Fill out this field
Please enter a valid email address.

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.