6 Tren Reskilling dan Upskilling untuk Hadapi Era Disrupsi Bisnis

5 Menit Membaca
6 Tren Reskilling dan Upskilling untuk Hadapi Era Disrupsi Bisnis

Dalam era berkembang pesat,  dunia bisnis mengalami perubahan signifikan akibat disrupsi. Disrupsi merujuk pada perubahan mendalam pada industri atau model bisnis yang dapat menggeser cara tradisional. Fenomena ini didorong oleh kemajuan teknologi, perubahan pasar, dan dinamika global yang terus berkembang. Kecepatan perubahan ini menuntut para profesional dan perusahaan terus beradaptasi agar tetap relevan di pasar yang berubah.

Salah satu strategi utama untuk menghadapi tantangan era disrupsi adalah melalui reskilling dan upskilling. Reskilling merujuk pada pembelajaran keterampilan baru yang diperlukan untuk berpindah ke pekerjaan atau fungsi yang berbeda, sementara upskilling berkaitan dengan pengembangan keterampilan yang diperlukan untuk meningkatkan kinerja dalam pekerjaan yang sudah ada.

Pentingnya reskilling dan upskilling menjadi semakin jelas karena perubahan teknologi terus mendorong kebutuhan akan keterampilan baru. Para profesional harus siap untuk memperbarui keterampilan mereka agar tetap relevan dan dapat bersaing di pasar kerja yang kompetitif.

Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi lebih lanjut tentang perubahan cepat dalam dunia bisnis dan dampak disrupsi, serta mengapa reskilling dan upskilling menjadi kunci strategis dalam menghadapi tantangan ini.

Reskilling vs. Upskilling

Reskilling dan upskilling merupakan dua pendekatan kritis dalam menghadapi perubahan bisnis yang cepat, Reskilling melibatkan pembelajaran keterampilan baru atau pengetahuan untuk memungkinkan individu beralih ke peran atau fungsi pekerjaan yang berbeda. Sebaliknya, upskilling berkaitan dengan pengembangan keterampilan yang diperlukan untuk meningkatkan kinerja dalam pekerjaan yang sudah ada.

Keduanya memiliki peran yang penting dalam mengantisipasi perubahan bisnis karena memberikan responsibilitas pribadi terhadap pertumbuhan karier, meningkatkan ketangkasan dan adaptabilitas individu terhadap perubahan lingkungan kerja, serta memberikan keunggulan kompetitif bagi perusahaan. Reskilling dan upskilling tidak hanya memberikan manfaat pada tingkat personal, tetapi juga pada tingkat organisasional. 

Peningkatan produktivitas, daya saing perusahaan, dan stimulasi inovasi serta kreativitas adalah beberapa hasil positif yang dapat dicapai melalui implementasi strategi reskilling dan upskilling yang efektif. Oleh karena itu, memahami perbedaan antara keduanya dan mengakui relevansinya dalam konteks perubahan bisnis merupakan langkah kunci dalam menciptakan tenaga kerja yang adaptif dan produktif.

Baca juga: Jenis Model Creative Problem Solving

6 Tren Reskilling & Upskilling

Enam tren khusus dalam bidang reskilling dan upskilling telah muncul sebagai panduan strategis bagi organisasi dan individu. Eksplorasi mendalam terhadap enam tren ini, kita dapat memahami bagaimana pelatihan dan pengembangan keterampilan tidak hanya menjadi kebutuhan, tetapi juga investasi esensial untuk mempersiapkan tenaga kerja menghadapi tantangan masa depan. Berikut enam tren reskilling dan upskilling yang mendorong transformasi dalam pengembangan sumber daya manusia:

Tren 1: Digital Literacy

Dalam era teknologi yang terus berkembang, literasi digital menjadi aspek kritis bagi keberhasilan individu dan organisasi. Kemampuan untuk memahami, menggunakan, dan beradaptasi dengan teknologi tidak hanya menjadi keharusan tetapi juga faktor penentu kesuksesan dalam lingkungan bisnis yang semakin digital. Literasi digital melibatkan pemahaman tentang perangkat keras, perangkat lunak, serta keamanan cyber, dan menjadi fondasi untuk berpartisipasi aktif dalam ekonomi digital. 

Oleh karena itu, perusahaan perlu mengambil langkah-langkah konkret untuk meningkatkan literasi digital karyawan. Caranya melibatkan karyawan dalam pelatihan berkelanjutan yang mencakup pemahaman mendalam tentang alat-alat digital, platform pembelajaran online, dan webinar. Selain itu, penting untuk mengintegrasikan pemahaman tentang keamanan cyber, mendorong kolaborasi antar-karyawan, dan menyediakan akses ke sumber daya digital yang relevan.

Proyek-proyek nyata di tempat kerja dapat menjadi cara efektif untuk memberdayakan karyawan melalui aplikasi praktis dari literasi digital mereka. Dengan pemantauan dan evaluasi terus-menerus, perusahaan dapat memastikan bahwa literasi digital karyawan terus ditingkatkan, menciptakan lingkungan kerja yang siap menghadapi tantangan dan memanfaatkan peluang dalam era teknologi modern.

Baca juga : Inilah Beragam Sertifikasi HR (Human Resource) yang Bisa Mendongkrak Karir Anda

Tren 2: Keterampilan Khusus Industri 4.0

Dalam menghadapi revolusi industri yang ditandai oleh kemajuan teknologi, tren keterampilan khusus Industri 4.0 menjadi semakin mencolok. Keterampilan ini mencakup pemahaman mendalam tentang teknologi canggih yang menandai era ini, dan juga kemampuan untuk mengelola, mengoptimalkan, dan berinovasi dalam lingkungan yang semakin terotomatisasi.

Sebagai contoh, pemahaman Big Data dan Analisis menjadi keterampilan kunci, memungkinkan para profesional menghasilkan wawasan yang berharga dari data yang melimpah. Keterampilan kecerdasan buatan (AI) dan mesin mencakup kemampuan untuk berinteraksi dengan sistem AI yang semakin kompleks, sementara pemahaman tentang Internet of Things (IoT) diperlukan untuk mengelola perangkat terhubung. 

Di samping itu, keterampilan dalam robotik, otomatisasi, dan keamanan cyber menjadi semakin penting dalam memastikan operasional yang aman dan efisien. Namun, tak kalah pentingnya adalah kemampuan kreativitas dan kolaborasi, yang tetap relevan di tengah otomatisasi. Mengidentifikasi, mengembangkan, dan memperbarui keterampilan khusus ini menjadi kunci dalam mempersiapkan tenaga kerja untuk menghadapi perubahan dan mendukung pertumbuhan organisasi dalam era Industri 4.0 yang terus berkembang.

Konsultan HR dari Proxsis HR

Tren 3: Pembelajaran Berbasis Keterampilan (Skill-Based Learning)

Tren pembelajaran berbasis keterampilan menekankan pengembangan keterampilan praktis yang sesuai dengan tuntutan pekerjaan, memberikan respons langsung terhadap kebutuhan pasar kerja. Sebaliknya dari pendekatan pembelajaran tradisional yang bersifat teoretis, pembelajaran berbasis keterampilan memungkinkan karyawan untuk mengasah kemampuan yang dapat diaplikasikan secara langsung dalam konteks pekerjaan mereka. Hal ini memberikan dampak positif tidak hanya pada produktivitas individu, tetapi juga pada keseluruhan kinerja organisasi.

Teknologi memainkan peran utama dalam memfasilitasi tren pembelajaran berbasis keterampilan ini. Platform pembelajaran online, aplikasi seluler, dan solusi e-learning memberikan akses yang mudah dan fleksibel untuk para karyawan agar dapat belajar kapan saja dan di mana saja. Teknologi kecerdasan buatan (AI) juga digunakan untuk menyusun kurikulum yang disesuaikan dengan kebutuhan individu, memberikan rekomendasi belajar yang personal, dan bahkan menilai kemajuan karyawan secara otomatis.

Penggunaan teknologi dalam pembelajaran berbasis keterampilan tidak hanya meningkatkan aksesibilitas, tetapi juga memungkinkan evaluasi yang lebih akurat terhadap pencapaian karyawan. Data analitik dapat digunakan untuk melacak kemajuan, mengidentifikasi area yang memerlukan perhatian lebih lanjut, dan mengukur dampak pembelajaran terhadap kinerja.

Dengan terus berkembangnya peran teknologi dalam mendukung pembelajaran berbasis keterampilan, perusahaan dapat menciptakan ekosistem pembelajaran yang dinamis dan responsif. Karyawan dapat mengembangkan keterampilan yang relevan dengan cepat, menghadapi tantangan dengan lebih percaya diri, dan secara keseluruhan, meningkatkan kemampuan adaptasi mereka di tengah perubahan yang cepat dalam dunia kerja.

Baca juga : Strategi Membangun Employee Experience Lewat Teknologi HR

Tren 4: Kolaborasi Antarbidang

Tren kolaborasi antarbidang menjadi pilar penting dalam upaya reskilling dan upskilling di lingkungan bisnis saat ini. Kolaborasi menghadirkan keuntungan signifikan dengan menggabungkan keahlian teknis dan pengetahuan industri dari berbagai disiplin ilmu. Melibatkan ahli dari bidang yang berbeda memungkinkan perpaduan keterampilan teknis dengan pemahaman kontekstual yang mendalam, menciptakan program pengembangan karyawan yang holistik dan sesuai dengan tuntutan pasar kerja.

Sebagai contoh perusahaan yang sukses menerapkan kolaborasi antarbidang dalam reskilling dan upskilling adalah perusahaan teknologi terkemuka, Alphabet Inc., induk perusahaan dari Google. Alphabet memiliki program internal yang dikenal sebagai “Google Learning and Development” yang dirancang untuk meningkatkan keterampilan dan pengetahuan karyawan di seluruh divisi dan bidang pekerjaan.

Dalam program ini, tim pengembangan keterampilan terdiri dari ahli teknis, pemasaran, manajemen produk, dan sumber daya manusia. Mereka bekerja sama untuk mengidentifikasi tren industri, menggali kebutuhan keterampilan masa depan, dan merancang program pelatihan yang sesuai. Contohnya, Google memastikan bahwa tidak hanya para insinyur yang mendapatkan pelatihan teknis, tetapi juga tim pemasaran dan manajemen produk yang mendapatkan wawasan tentang perkembangan teknologi terbaru.

Dampak positif dari kolaborasi antarbidang ini terlihat dalam peningkatan efisiensi kerja, inovasi produk, dan kolaborasi yang lebih baik di antara tim yang berbeda. Karyawan merasa lebih siap untuk menghadapi perubahan dalam industri teknologi yang cepat, dan keberlanjutan pembelajaran menjadi bagian integral dari budaya perusahaan. Melalui pendekatan ini, Alphabet menciptakan ekosistem pembelajaran yang mencakup berbagai keterampilan dan pengetahuan, memungkinkan karyawan untuk tumbuh dan berkembang dalam era teknologi yang terus berubah.

Baca juga : Menjadi Trainer Profesional: 10 Skill Trainer yang Harus Anda Kuasai

Tren 5: Pembelajaran Berkelanjutan (Lifelong Learning)

Pembelajaran sepanjang hayat menjadi elemen kunci dalam mendukung kesuksesan dan adaptabilitas di dunia kerja yang terus berkembang. Dengan perubahan teknologi yang cepat dan tuntutan pasar kerja yang dinamis, kemampuan untuk terus belajar dan mengembangkan keterampilan baru menjadi esensial bagi individu yang ingin mempertahankan relevansi mereka di dunia kerja modern. 

Perusahaan menyadari bahwa pembelajaran berkelanjutan bukanlah sekadar inisiatif opsional, tetapi sebuah keharusan untuk memastikan bahwa karyawan memiliki keterampilan yang diperlukan untuk menghadapi perubahan dan inovasi. Sebagai respons terhadap kebutuhan ini, banyak perusahaan telah meluncurkan inisiatif pembelajaran berkelanjutan yang mencakup berbagai program pelatihan, akses ke platform pembelajaran online, dan dukungan finansial untuk pendidikan tambahan.

Program ini tidak hanya mencakup aspek teknis, tetapi juga memperhitungkan keterampilan lunak dan pemahaman konteks industri yang terus berkembang. Melalui penghargaan, pengakuan, dan dukungan finansial, perusahaan menciptakan insentif yang kuat untuk karyawan agar terus berinvestasi dalam perkembangan pribadi mereka. Dengan memperkuat budaya pembelajaran berkelanjutan, perusahaan bukan hanya memberdayakan individu untuk tumbuh, tetapi juga menciptakan lingkungan yang responsif dan adaptif di era perubahan.

Baca juga : Budaya Kerja Google: Menarik, Mengembangkan, dan Mempertahankan Bakat Terbaik

Tren 6: Fleksibilitas dan Adaptabilitas

Keterampilan adaptabilitas muncul sebagai aset kunci dalam dunia kerja yang terus berubah, dan sebagai respons terhadap kompleksitas ini, perusahaan mengadopsi tren fleksibilitas dan adaptabilitas sebagai strategi inti. Karyawan yang memiliki kemampuan cepat beradaptasi dengan perubahan lingkungan, teknologi, dan tuntutan pekerjaan menjadi aset berharga dalam mencapai kesuksesan di era yang dinamis ini. 

Oleh karena itu, perusahaan merancang program fleksibilitas kerja dan pembelajaran yang mencakup sejumlah inisiatif. Fleksibilitas waktu dan tempat kerja, model kerja hibrida, dan kebijakan keseimbangan kehidupan kerja dan kehidupan pribadi menjadi bagian integral dari strategi ini. Selain itu, program rotasi pekerjaan memberikan karyawan kesempatan untuk menggali berbagai peran di dalam perusahaan, sementara kurikulum pembelajaran keterampilan lunak memberikan fokus pada pengembangan keterampilan adaptabilitas, kepemimpinan, dan resolusi masalah. Inisiatif pembelajaran mandiri juga diberdayakan melalui akses ke sumber daya pembelajaran online

Dengan kombinasi strategi ini, perusahaan menciptakan lingkungan yang mendukung pertumbuhan karyawan, meningkatkan keterampilan adaptabilitas, dan memberikan fleksibilitas yang diperlukan untuk mencapai keseimbangan kerja yang optimal. Dalam menghadapi tantangan perubahan yang konstan, strategi ini tidak hanya membantu perusahaan membangun tenaga kerja yang siap menghadapi masa depan yang tidak pasti, tetapi juga memberikan keunggulan kompetitif dalam menghadapi dinamika dunia bisnis yang terus berkembang.

Kesimpulan

Tren reskilling dan upskilling menandai langkah penting bagi organisasi yang ingin merespon perubahan cepat di dunia bisnis. Pembelajaran berbasis keterampilan menyoroti kebutuhan untuk fokus pada pengembangan keterampilan praktis yang dapat diaplikasikan dalam konteks pekerjaan sehari-hari. Sementara itu, keterampilan khusus Industri 4.0 menekankan relevansi pemahaman tentang teknologi canggih seperti Big Data, kecerdasan buatan, dan Internet of Things.

Pembelajaran berkelanjutan menggarisbawahi pentingnya budaya pembelajaran yang berlangsung sepanjang karier, sedangkan kolaborasi antarbidang menawarkan pendekatan holistik dalam pengembangan keterampilan. Fleksibilitas dan adaptabilitas memegang peran sentral sebagai respons terhadap perubahan lingkungan, didukung oleh program kerja dan pembelajaran yang lebih fleksibel.

Meskipun tantangan seperti integrasi efektif dan pengukuran dampak program, organisasi yang berhasil mengadopsi tren-tren ini akan memiliki keunggulan menghadapi masa depan yang penuh peluang. Dengan memastikan keberlanjutan budaya pembelajaran, organisasi dapat menciptakan lingkungan yang mendukung pertumbuhan dan adaptabilitas karyawan, memposisikan diri sebagai pemimpin dalam era perubahan yang terus berlanjut.

Learning & Development Training

(How to Create Learning & Development Strategy Fun and Impactful in Digital Era)

Proxsis HR memiliki Pelatihan Program Learning & Development (How to Create Learning & Development Strategy Fun and Impactful in Digital Era). Pelatihan ini untuk meningkatkan pengetahuan, kompetensi, dan keterampilan karyawan, meningkatkan produktivitas dan kepuasan kerja karyawan. Hal ini dapat dilakukan melalui berbagai program pembelajaran yang membantu meningkatkan keterampilan mereka di bidang pekerjaan yang diinginkan serta memastikan organisasi yang berkelanjutan, sukses untuk tujuan bisnis.

Bagi Anda yang ingin mengikuti pelatihan Learning & Development (How to Create Learning & Development Strategy Fun and Impactful in Digital Era) dapat klik disini atau segara hubungi melalaui Contact kami. Proxsis HR siap melayani dan berkolaborasi.

5/5 - (2 votes)
Bagikan artikel ini

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Fill out this field
Fill out this field
Please enter a valid email address.

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.