Transformasi organisasi adalah proses di mana sebuah organisasi melakukan perubahan besar dalam struktur, strategi, operasional, atau budaya kerjanya untuk tetap relevan dan kompetitif di lingkungan bisnis yang terus berubah. Transformasi ini menjadi semakin penting di era yang dinamis dan kompetitif saat ini karena beberapa alasan utama:
Alasan Transformasi Organisasi Diperlukan
- Perubahan Teknologi: Teknologi berkembang dengan cepat, dan organisasi perlu mengadopsi teknologi baru untuk meningkatkan efisiensi, produktivitas, dan inovasi. Misalnya, penerapan kecerdasan buatan (AI), otomatisasi, dan analisis data besar (big data) dapat membantu organisasi mengoptimalkan proses bisnis mereka.
- Perubahan Pasar dan Preferensi Konsumen: Pasar dan preferensi konsumen terus berubah. Untuk tetap relevan, organisasi harus mampu beradaptasi dengan perubahan ini, seperti mengembangkan produk dan layanan baru yang sesuai dengan kebutuhan konsumen saat ini.
- Globalisasi: Globalisasi membuka peluang dan tantangan baru bagi organisasi. Untuk bersaing di pasar global, organisasi perlu menyesuaikan strategi mereka dengan kondisi pasar internasional, termasuk mematuhi regulasi yang berbeda di berbagai negara dan memahami budaya serta preferensi lokal.
- Tekanan Persaingan: Persaingan bisnis yang semakin ketat menuntut organisasi untuk terus meningkatkan daya saing mereka. Transformasi organisasi dapat membantu meningkatkan keunggulan kompetitif dengan memperbaiki kualitas produk, layanan, dan efisiensi operasional.
- Perubahan Regulasi: Pemerintah sering memperbarui regulasi yang dapat mempengaruhi operasi bisnis. Organisasi perlu bertransformasi untuk memastikan kepatuhan terhadap peraturan baru dan menghindari risiko hukum.
Baca juga : Tantangan dan Peluang Capacity Building di Era Transformasi Digital
Mempersiapkan Transformasi Organisasi
Transformasi organisasi memerlukan persiapan yang matang dan perencanaan yang strategis. Berikut adalah langkah-langkah yang perlu dilakukan untuk mempersiapkan transformasi organisasi:
Mengidentifikasi Visi dan Misi Organisasi yang Baru untuk Masa Depan
Visi dan misi baru organisasi harus mencerminkan aspirasi masa depan dan tujuan utama yang ingin dicapai. Visi adalah gambaran jangka panjang tentang posisi atau keadaan ideal yang diinginkan oleh organisasi. Visi yang jelas memberikan arah dan inspirasi bagi seluruh anggota organisasi. Contoh: “Menjadi pemimpin global dalam inovasi teknologi ramah lingkungan.”
Misi adalah pernyataan tentang tujuan utama organisasi dan bagaimana mencapai visi tersebut. Misi harus mencerminkan nilai-nilai inti dan fokus pada layanan atau produk yang ditawarkan. Contoh: “Menyediakan solusi teknologi inovatif yang mendukung keberlanjutan dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat melalui produk yang ramah lingkungan dan layanan unggulan.”
Melakukan Analisis Lingkungan Internal dan Eksternal
Analisis SWOT (Strengths, Weaknesses, Opportunities, Threats) digunakan untuk memahami kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman yang dihadapi organisasi.
- Kekuatan (Strengths): Faktor internal yang memberikan keuntungan kompetitif. Contohnya yaitu keahlian teknologi tinggi, reputasi merek yang kuat, tim yang berpengalaman.
- Kelemahan (Weaknesses): Faktor internal yang menghambat kemampuan organisasi mencapai tujuannya. Contohnya yaitu infrastruktur IT yang ketinggalan zaman, kurangnya kapasitas produksi, manajemen yang tidak efektif.
- Peluang (Opportunities): Faktor eksternal yang dapat dimanfaatkan untuk pertumbuhan dan pengembangan. Contohnya yaitu perkembangan teknologi baru, peningkatan permintaan akan produk ramah lingkungan, pasar baru yang belum tergarap.
- Ancaman (Threats): Faktor eksternal yang dapat menimbulkan risiko bagi organisasi. Contohnya yaitu persaingan yang semakin ketat, perubahan regulasi yang tidak menguntungkan, fluktuasi ekonomi global.
Menetapkan Tujuan Transformasi yang Spesifik, Terukur, Dapat Dicapai, Relevan, dan Berjangka Waktu (SMART)
Tujuan transformasi harus dirumuskan dengan prinsip SMART untuk memastikan kejelasan dan fokus dalam pelaksanaan.
- Spesifik (Specific): Tujuan harus jelas dan spesifik, tidak ambigu. Contoh: “Meningkatkan pangsa pasar sebesar 20% dalam tiga tahun.”
- Terukur (Measurable): Tujuan harus dapat diukur untuk memantau kemajuan. Contoh: “Mengurangi biaya operasional sebesar 10% setiap tahun.”
- Dapat Dicapai (Achievable): Tujuan harus realistis dan dapat dicapai dengan sumber daya yang tersedia. Contoh: “Meluncurkan tiga produk baru dalam dua tahun.”
- Relevan (Relevant): Tujuan harus relevan dengan visi dan misi organisasi. Contoh: “Mengembangkan solusi teknologi yang mendukung inisiatif keberlanjutan.”
- Berjangka Waktu (Time-bound): Tujuan harus memiliki batas waktu yang jelas. Contoh: “Mencapai sertifikasi ISO 14001 dalam 18 bulan.”
Mengidentifikasi Sumber Daya yang Diperlukan untuk Mendukung Transformasi
Transformasi organisasi memerlukan alokasi sumber daya yang tepat untuk memastikan keberhasilan pelaksanaannya.
- Keuangan: Menilai anggaran yang diperlukan untuk mendukung proyek transformasi, seperti investasi dalam teknologi baru, pelatihan, dan pemasaran. Contoh: Mengalokasikan $1 juta untuk pengembangan dan implementasi sistem IT baru.
- Waktu: Menetapkan timeline yang realistis untuk setiap tahap transformasi dan memastikan ketersediaan waktu dari tim yang terlibat. Contoh: Merencanakan pelaksanaan proyek transformasi dalam jangka waktu dua tahun, dengan milestone setiap enam bulan.
- Talenta: Mengidentifikasi kebutuhan akan karyawan dengan keterampilan khusus, mungkin dengan merekrut talenta baru atau mengembangkan kemampuan karyawan yang ada melalui pelatihan. Contoh: Merekrut 10 ahli teknologi baru dan memberikan pelatihan lanjutan kepada 50 karyawan yang ada untuk menguasai teknologi terbaru.
Baca juga : 6 Ciri Budaya Perusahaan Sehat yang Perlu Diperhatikan
Membangun Tim Transformasi
Memilih Pemimpin Transformasi
Memilih pemimpin transformasi adalah langkah krusial yang menentukan keberhasilan proses transformasi. Pemimpin ini harus memiliki visi yang jelas tentang arah dan tujuan transformasi, mampu menginspirasi dan memotivasi tim untuk mencapai hasil yang diinginkan. Selain itu, kemauan dan keberanian untuk menghadapi tantangan dan membuat keputusan sulit juga merupakan kualifikasi yang esensial. Kemampuan untuk memimpin perubahan, yang meliputi keterampilan manajemen proyek, kemampuan komunikasi yang efektif, serta pengetahuan mendalam tentang industri dan teknologi terkait, adalah kriteria penting yang harus dipenuhi oleh pemimpin transformasi.
Membentuk Tim Transformasi yang Multidisiplin
Tim transformasi harus terdiri dari anggota yang berasal dari berbagai departemen dan tingkatan dalam organisasi untuk memastikan adanya perspektif yang beragam dan kolaborasi yang efektif. Dengan menggabungkan ahli dari bidang IT, keuangan, pemasaran, HR, dan operasi, organisasi dapat memastikan bahwa semua aspek transformasi dipertimbangkan dengan baik. Selain itu, tim harus mencakup anggota dari berbagai tingkatan, termasuk manajer senior, pemimpin tim, dan staf operasional, untuk memastikan bahwa semua perspektif dan kebutuhan operasional diintegrasikan dalam proses transformasi. Keberagaman ini membantu menciptakan solusi yang lebih komprehensif dan efektif.
Memberikan Pelatihan dan Pengembangan
Untuk mempersiapkan tim transformasi dalam menjalankan peran mereka dengan efektif, penting untuk memberikan pelatihan dan program pengembangan yang relevan. Pelatihan ini harus mencakup aspek-aspek seperti manajemen perubahan, teknologi baru yang akan diimplementasikan, dan keterampilan kepemimpinan. Selain pelatihan awal, program pengembangan berkelanjutan juga diperlukan untuk meningkatkan keterampilan dan pengetahuan tim transformasi seiring dengan perkembangan proyek. Misalnya, workshop manajemen perubahan, pelatihan intensif tentang sistem IT baru, dan seminar kepemimpinan dapat membantu tim menghadapi tantangan transformasi dengan lebih baik.
Membangun Budaya Kolaborasi dan Komunikasi yang Terbuka
Membangun budaya kolaborasi dan komunikasi yang terbuka dalam tim transformasi sangat penting untuk meningkatkan efektivitas dan inovasi. Kolaborasi lintas departemen harus didorong untuk memecahkan masalah dan menciptakan solusi inovatif. Mengadakan sesi brainstorming rutin, menggunakan alat kolaborasi online, dan membentuk sub-tim proyek spesifik adalah beberapa cara untuk mendorong kolaborasi. Selain itu, komunikasi yang terbuka harus diutamakan, di mana semua anggota tim merasa nyaman untuk berbagi pendapat, memberikan umpan balik, dan mendiskusikan tantangan secara terbuka. Pertemuan tim mingguan, platform komunikasi internal, dan kebijakan pintu terbuka untuk manajer tim adalah langkah-langkah konkret untuk mencapai hal ini.
Baca juga : 5 Manfaat Rutin Melakukan Briefing Meningkatkan Produktivitas dan Efisiensi
Mengembangkan Rencana Transformasi
Mengembangkan rencana transformasi adalah langkah penting untuk memastikan bahwa proses perubahan organisasi berjalan dengan lancar dan sukses. Berikut adalah tahapan yang harus dilakukan dalam mengembangkan rencana transformasi:
Merancang Strategi untuk Mencapai Tujuan Transformasi
Merancang strategi yang tepat adalah kunci untuk mencapai tujuan transformasi. Strategi ini harus mencakup langkah-langkah konkret dan terukur yang dapat diikuti oleh seluruh tim. Langkah-langkah tersebut harus disusun secara sistematis dan logis, serta didasarkan pada analisis mendalam tentang kebutuhan dan tujuan organisasi. Strategi ini harus mencakup penetapan prioritas, alokasi sumber daya, serta identifikasi metode dan alat yang akan digunakan untuk mencapai tujuan transformasi.
- Contoh: Untuk meningkatkan pangsa pasar sebesar 20% dalam tiga tahun, strategi dapat mencakup peluncuran produk baru, peningkatan kualitas layanan pelanggan, dan perluasan ke pasar baru. Setiap langkah harus memiliki target yang jelas dan indikator kinerja untuk mengukur kemajuan.
Menentukan Timeline untuk Implementasi Rencana Transformasi
Menentukan timeline yang realistis dan terperinci untuk implementasi rencana transformasi sangat penting untuk memastikan bahwa setiap langkah diambil pada waktu yang tepat dan sesuai rencana. Timeline harus mencakup seluruh fase transformasi, mulai dari perencanaan awal, pelaksanaan, hingga evaluasi dan penyesuaian. Setiap fase harus memiliki batas waktu yang spesifik dan milestone yang jelas untuk memantau kemajuan.
- Contoh: Implementasi sistem IT baru mungkin direncanakan dalam tiga fase: persiapan dan perencanaan (3 bulan), implementasi dan pelatihan (6 bulan), serta evaluasi dan penyesuaian (3 bulan). Setiap fase harus memiliki daftar tugas dan tanggung jawab yang terperinci.
Mengidentifikasi Risiko dan Mengembangkan Rencana Mitigasi
Identifikasi risiko yang mungkin timbul selama proses transformasi dan pengembangan rencana mitigasi adalah langkah penting untuk mengurangi kemungkinan hambatan dan memastikan kelancaran proses. Risiko dapat berasal dari berbagai sumber, termasuk resistensi terhadap perubahan, keterbatasan anggaran, atau masalah teknis. Rencana mitigasi harus mencakup strategi untuk mengidentifikasi, menganalisis, dan mengatasi risiko tersebut.
- Contoh: Risiko resistensi terhadap perubahan dapat diatasi dengan strategi komunikasi yang efektif, program pelatihan, dan pemberian insentif kepada karyawan untuk mendukung perubahan. Risiko teknis dapat diatasi dengan melibatkan ahli teknis sejak awal dan melakukan uji coba sistem sebelum implementasi penuh.
Mengkomunikasikan Rencana Transformasi kepada Seluruh Karyawan
Mengkomunikasikan rencana transformasi kepada seluruh karyawan dengan jelas dan ringkas sangat penting untuk mendapatkan dukungan dan partisipasi dari seluruh anggota organisasi. Komunikasi harus mencakup penjelasan tentang tujuan, manfaat, dan langkah-langkah transformasi, serta peran dan tanggung jawab masing-masing karyawan. Menggunakan berbagai saluran komunikasi, seperti pertemuan langsung, email, intranet perusahaan, dan presentasi, dapat membantu memastikan bahwa pesan tersampaikan dengan baik.
- Contoh: CEO dapat mengadakan town hall meeting untuk mempresentasikan rencana transformasi, diikuti dengan email yang merangkum poin-poin penting dan dokumen yang tersedia di intranet perusahaan untuk referensi lebih lanjut. Selain itu, sesi Q&A dapat diadakan untuk menjawab pertanyaan dan kekhawatiran karyawan.
Mengimplementasikan Transformasi Organisasi
Melaksanakan Rencana Transformasi dengan Disiplin dan Konsisten
Pelaksanaan rencana transformasi harus dilakukan dengan disiplin dan konsisten untuk memastikan setiap langkah yang telah direncanakan terlaksana dengan baik. Ini memerlukan manajemen proyek yang efektif, pemantauan terus-menerus, dan kepemimpinan yang tegas. Tim transformasi harus berfokus pada eksekusi setiap tahap sesuai dengan timeline yang telah ditetapkan, memastikan bahwa semua tugas dan tanggung jawab dipenuhi tepat waktu.
- Contoh: Mengadakan rapat mingguan untuk memeriksa progres, memverifikasi bahwa setiap milestone tercapai, dan mengatasi masalah segera setelah muncul.
Memberikan Pelatihan dan Dukungan kepada Karyawan
Pelatihan dan dukungan yang memadai sangat penting untuk membantu karyawan beradaptasi dengan perubahan yang terjadi. Pelatihan harus mencakup keterampilan baru yang dibutuhkan, pemahaman tentang proses baru, dan penggunaan teknologi yang diperkenalkan. Dukungan juga dapat berupa akses ke sumber daya tambahan, mentoring, dan konseling untuk membantu karyawan merasa nyaman dengan perubahan.
- Contoh: Mengadakan workshop dan sesi pelatihan intensif tentang penggunaan sistem IT baru, menyediakan hotline bantuan teknis, dan menawarkan sesi coaching untuk meningkatkan keterampilan manajerial dalam konteks yang berubah.
Mengkomunikasikan Kemajuan Transformasi secara Berkala
Komunikasi berkala tentang kemajuan transformasi sangat penting untuk menjaga semangat dan keterlibatan karyawan. Informasi tentang pencapaian milestone, keberhasilan yang diraih, dan tantangan yang dihadapi harus disampaikan secara transparan. Ini membantu membangun kepercayaan dan memastikan semua anggota organisasi memahami posisi mereka dalam proses transformasi.
- Contoh: Mengirimkan buletin bulanan melalui email yang mencakup update tentang proyek transformasi, mengadakan town hall meeting setiap kuartal, dan menggunakan dashboard online untuk memvisualisasikan kemajuan secara real-time.
Mengatasi Hambatan dan Rintangan yang Muncul
Selama proses transformasi, hambatan dan rintangan pasti akan muncul. Penting untuk mengidentifikasi dan mengatasi masalah ini secara proaktif. Tim transformasi harus siap untuk menyesuaikan rencana jika diperlukan, mengambil tindakan korektif, dan mencari solusi yang inovatif untuk mengatasi tantangan.
- Contoh: Jika ada resistensi dari karyawan terhadap perubahan, tim transformasi dapat mengadakan sesi dialog terbuka untuk mendengarkan kekhawatiran mereka dan menjelaskan manfaat jangka panjang dari perubahan tersebut.
Baca juga : Program dan Inisiatif HR untuk Meningkatkan “Well-being” Karyawan
Memantau dan Mengevaluasi Transformasi Organisasi
Mengukur Kemajuan Transformasi dengan Menggunakan Indikator Kinerja Utama (KPI)
Menggunakan KPI untuk mengukur kemajuan transformasi sangat penting untuk mengetahui apakah tujuan yang telah ditetapkan tercapai. KPI harus relevan dengan tujuan transformasi dan mencakup berbagai aspek seperti efisiensi operasional, kepuasan pelanggan, dan kinerja finansial.
- Contoh: KPI bisa mencakup peningkatan produktivitas sebesar 15%, pengurangan biaya operasional sebesar 10%, dan peningkatan skor kepuasan pelanggan sebesar 20%.
Melakukan Evaluasi Berkala untuk Menilai Efektivitas Transformasi
Evaluasi berkala penting untuk menilai efektivitas transformasi. Evaluasi ini harus mencakup analisis mendalam tentang apakah tujuan jangka pendek dan jangka panjang tercapai, serta apakah proses yang digunakan efektif. Hasil evaluasi digunakan untuk mengidentifikasi area yang memerlukan perbaikan dan untuk merayakan pencapaian.
- Contoh: Melakukan review triwulanan dengan tim transformasi untuk menilai kemajuan, mengidentifikasi hambatan, dan mendiskusikan langkah-langkah perbaikan.
Melakukan Penyesuaian pada Rencana Transformasi Jika Diperlukan
Berdasarkan hasil evaluasi, penyesuaian pada rencana transformasi mungkin diperlukan untuk memastikan keberhasilan. Penyesuaian ini bisa mencakup perubahan strategi, redistribusi sumber daya, atau revisi timeline. Fleksibilitas dalam rencana transformasi memungkinkan organisasi untuk tetap responsif terhadap perubahan lingkungan internal dan eksternal.
- Contoh: Jika hasil evaluasi menunjukkan bahwa adopsi teknologi baru lebih lambat dari yang diharapkan, maka perlu dilakukan penambahan sesi pelatihan atau peningkatan dukungan teknis.
Merayakan Keberhasilan dan Belajar dari Kegagalan
Merayakan keberhasilan membantu meningkatkan moral dan memberikan pengakuan kepada tim atas usaha dan pencapaian mereka. Belajar dari kegagalan juga penting untuk memastikan perbaikan berkelanjutan dan untuk menghindari kesalahan yang sama di masa depan. Evaluasi yang jujur terhadap kesalahan memungkinkan organisasi untuk menjadi lebih kuat dan lebih tangguh.
- Contoh: Mengadakan acara penghargaan untuk merayakan pencapaian milestone penting dan mengadakan sesi debriefing setelah menyelesaikan fase transformasi untuk mendiskusikan pelajaran yang dipetik.
Baca juga : 15 Profesi Diganti AI 2030, Begini Cara Upgrade Skill
Menjaga Momentum Transformasi
Mengintegrasikan Transformasi ke dalam Budaya dan Proses Organisasi Secara Permanen
Integrasi transformasi ke dalam budaya dan proses organisasi secara permanen adalah kunci untuk memastikan keberlanjutan dan keberhasilan jangka panjang dari perubahan yang diimplementasikan. Hal ini melibatkan pembentukan kebiasaan baru, nilai-nilai, dan norma yang mendukung perubahan. Transformasi harus menjadi bagian dari DNA organisasi, bukan hanya sebagai inisiatif sementara.
- Contoh: Mengintegrasikan prinsip-prinsip agile dalam pengelolaan proyek, menyediakan platform untuk berbagi ide inovatif, dan mendorong kolaborasi lintas tim secara terbuka.
Terus Berinovasi dan Beradaptasi dengan Perubahan di Lingkungan Eksternal
Organisasi harus tetap proaktif dalam menghadapi perubahan di lingkungan eksternal yang dapat mempengaruhi strategi dan operasional mereka. Ini mencakup pemantauan tren industri, teknologi baru, dan perubahan dalam perilaku konsumen atau pasar. Kegiatan inovasi dan adaptasi harus menjadi bagian dari strategi organisasi untuk mempertahankan keunggulan kompetitif.
- Contoh: Melakukan penelitian pasar teratur, berpartisipasi dalam konferensi industri, dan mengadakan sesi brainstorming rutin untuk mengidentifikasi peluang baru.
Mengembangkan Talenta dan Kepemimpinan untuk Mendukung Transformasi Berkelanjutan
Pengembangan talenta dan kepemimpinan yang mendukung transformasi berkelanjutan adalah penting untuk memastikan bahwa organisasi memiliki kapasitas untuk mengelola perubahan di masa depan. Ini melibatkan identifikasi bakat, pelatihan keterampilan baru, dan mempromosikan kepemimpinan yang mendorong inovasi dan kreativitas.
- Contoh: Program pengembangan kepemimpinan, mentoring untuk talenta muda, dan memberikan kesempatan bagi karyawan untuk mengambil peran kepemimpinan dalam proyek transformasi.
Menjadikan Transformasi sebagai Bagian Integral dari Budaya Organisasi
Membuat transformasi sebagai bagian integral dari budaya organisasi memerlukan komitmen dari semua tingkatan dan fungsi. Hal ini mencakup membangun budaya kolaborasi, komunikasi terbuka, dan penerimaan terhadap perubahan. Karyawan harus merasa bahwa transformasi adalah sesuatu yang dihargai dan diperlukan untuk kesuksesan jangka panjang organisasi.
- Contoh: Memasukkan tujuan transformasi ke dalam evaluasi kinerja tahunan, mendorong inisiatif perubahan dari bawah ke atas, dan memberikan penghargaan kepada individu dan tim yang berkontribusi pada keberhasilan transformasi.
Kesimpulan
Transformasi organisasi adalah sebuah proses yang kompleks namun berpotensi memberikan banyak manfaat jika dijalankan dengan baik. Ini adalah kesempatan bagi organisasi untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan yang berubah dan meningkatkan kinerja mereka secara keseluruhan. Dengan mengikuti panduan langkah demi langkah yang telah dibahas, organisasi dapat meminimalkan risiko, mengoptimalkan sumber daya, dan memastikan bahwa transformasi tersebut membawa dampak yang signifikan. Dengan demikian, organisasi dapat berhasil dalam mencapai tujuan strategis mereka dan tetap kompetitif di era yang dinamis ini.
Organization Transformation
Apa yang diperlukan untuk transform sebuah organisasi?
Inquiry
News & Article
- Strategi Manajemen Talenta untuk HR Profesional: Mengidentifikasi dan Mengembangkan Bakat
- HR Sebagai Penggerak Inovasi: Mendukung Tujuan Bisnis melalui Kreativitas SDM
- Bagaimana Berkomunikasi dengan Dampak yang Maksimal dalam Presentasi
- Menemukan Kebebasan Finansial: Peluang Bisnis Menarik untuk Pensiun Dini
- Asesmen Kompetensi untuk Identifikasi Potensi Leader Masa Depan
Latest Events
- Badan Pusat Statistik – Emerging Leader Development Program
- BPJS Ketenagakerjaan – Change Your Selftalk, Change Your Life
- Employee Development Program – PT Waskita Toll Road Kolaborasi dengan Proxsis HR
- Proxsis HR Professional Community – Monthly Meetup Ep. 26 Leading with Adaptability: Embracing Learning Agility as a Future Leader
- PT PGAS Telekomunikasi Nusantara – Design Thinking for Innovation and Continuous Improvement
Recent Posts
- Strategi Manajemen Talenta untuk HR Profesional: Mengidentifikasi dan Mengembangkan Bakat
- HR Sebagai Penggerak Inovasi: Mendukung Tujuan Bisnis melalui Kreativitas SDM
- Bagaimana Berkomunikasi dengan Dampak yang Maksimal dalam Presentasi
- Menemukan Kebebasan Finansial: Peluang Bisnis Menarik untuk Pensiun Dini
- Asesmen Kompetensi untuk Identifikasi Potensi Leader Masa Depan
Contact Us
Permata kuningan Building 17Th Floor, Suite 1701 Jl. Kuningan Mulia kav 9 Kawasan bisnis epicentrum Jakarta – 12980
Phone: 08111.798.348 | 0815.1321.8518
Fax: 021-8370.8679 | 021-8370.8680