Leader harus Tahu, Apa Saja Perilaku yang Dibenci Oleh Tim

4 Menit Membaca
Leadership

Setiap orang memiliki kemampuan menjadi pemimpin, namun tidak semua orang mampu untuk menjadi pemimpin yang baik. Termasuk bagi leader di sebuah perusahaan, banyak tanggung jawab dan tuntutan yang harus dipenuhi agar bisa menjadi pimpinan yang dihormati dan disenangi oleh bawahan.

Apalagi, pemimpin adalah simbol bagi baik di eksternal atau pun internal perusahaan atau organisasi. Bagus atau jeleknya perusahaan sangat tergantung pada kualitas pemimpinnya.

Salah satu tugas dasar pemimpin yaitu membangun lingkungan kerja yang nyaman bagi seluruh pihak. Sebagai sosok yang memberikan pengaruh besar, pemimpin harus memiliki kepribadian yang positif, agar tidak menjadi toxic leadership. 

Pemimpin perusahaan, divisi/departemen atau pun pemimpin tim, harus mengetahui perilaku-perilaku yang tidak disenangi oleh karyawan. Apa saja itu? Berikut penjelasannya;

1. Membangun Jarak dengan Bawahan

Tidak sedikit pimpinan atau atasan yang membangun jarak dengan bawahan, baik itu secara sadar atau tidak sadar. Hal ini seringkali dipicu karena pemimpin seakan ingin menunjukkan perbedaan posisi jabatan dan kewenangan yang dimiliki.

Namun, sikap ini menyebabkan pimpinan atau atasan sulit untuk didekati oleh karyawan, sehingga sedikit banyaknya akan mempengaruhi kinerja karyawan. Salah satunya, pimpinan atau atasan cenderung sulit untuk ditemui saat dibutuhkan karyawan.

Konsultan HR dari Proxsis HR

2. Tidak Konsisten

Konsistensi harus dimiliki oleh seorang pemimpin, sebab jika pemimpin tidak konsisten atau sering bingung dalam mengambil keputusan akan berdampak pada kinerja tim. 

Ketidakkonsistenan pemimpin juga akan menular kepada tim dalam mengambil tindakan dalam menyelesaikan sebuah pekerjaan. Dampak paling fatal dari ketidakkonsistenan seorang pemimpin bisa menghilangkan kepercayaan oleh tim.

3. Sulit Memberikan Apresiasi

Apresiasi merupakan hal yang penting bagi karyawan sebagai salah satu bukti atas kinerja dan kerja keras yang telah ia berikan kepada perusahaan. Baik itu apresiasi secara resmi dalam bentuk award, atau hanya apresiasi sebatas pujian atas capaian yang diraih oleh karyawan.

Namun, jika seorang pemimpin atau atasan jarang untuk memberikan apresiasi, maka karyawan akan kehilangan motivasi untuk bekerja dengan total bagi perusahaan. Bahkan, karyawan berani untuk memutuskan keluar dari perusahaan tersebut bila jarang diberikan apresiasi atas kinerja yang ia berikan.

4. Suka Mengkritik, Tapi Tidak Suka Dikritik

Perilaku yang juga harus dihindari oleh seorang pemimpin atau atasan yang itu suka mengkritik tapi tidak suka dikritik. Sikap ini sering ditemui pada pemimpin yang otoriter dan hanya ingin semua perintahnya dipatuhi oleh bawahan.

Misal, atasan sering memaksakan idenya sendiri tanpa mau menerima masukan atau pendapat dari bawahannya. Hal ini tentu akan membangun budaya kerja yang negatif di perusahaan.

5. Tidak Berempati

Tidak memiliki empati merupakan salah satu ciri-ciri toxic leadership, di mana pemimpin atau atasannya tidak peduli terhadap karyawannya. Atasan seperti ini hanya memikirkan kepentingan dan keuntungan pribadinya.

Baca juga: Cara Menghadapi VUCA Di Dunia Kerja

6. Micromanaging

Micromanaging adalah gaya kepemimpinan yang mengendalikan, mengatur dan mengawasi pekerjaan secara berlebihan. Sehingga menyebabkan karyawan terlalu tertekan dan tidak nyaman dalam bekerja. 

Selain menciptakan suasana kerja yang negatif, sikap terlalu mengatur ini juga mengekang karyawan sehingga potensinya sulit untuk berkembang.

7. Diskriminatif

Diskriminatif seorang pemimpin atau atasan juga akan terlihat dari ketidaksukaannya terhadap pendapat yang beragam. Pemimpin seperti ini menolak orang-orang yang memiliki pendapat yang berbeda dengannya. Ia hanya ingin bekerja sama dengan orang yang sependapat dengannya.

8. Tidak Transparan

Transparansi dan kejujuran merupakan modal dasar yang harus dimiliki oleh sebuah tim. Seorang pimpinan atau atasan harus terbuka kepada karyawannya agar mendapatkan kepercayaan penuh yang sangat dibutuhkan dalam menjalankan perusahaan.

Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa pemimpin tidak hanya bertugas dalam menyelesaikan pekerjaannya. Namun juga harus menjadi individu yang dapat menggerakkan karyawan dengan energi positif. 

Seorang pemimpin baik harus tetap menjadi individu yang mau belajar untuk memperbaiki diri agar menjadi sosok yang lebih baik. Proxsis HR kini memiliki program pelatihan Powerless Leadership yang bisa membantu Anda menjadi pemimpin yang lebih ideal.

Para Expert Proxsis HR akan membantu Anda dalam membangun pola kepemimpinan yang sesuai dengan kebutuhan perusahaan dalam menghadapi tantangan hari ini. Segera hubungi kami di Hello Expert, Proxsis HR siap untuk melayani dan berkolaborasi. Cek selengkapnya di link berikut.

Rate this post
Bagikan artikel ini