Apa Saja Komponen Asesment Kompetensi yang Efektif? Penjelasan Mendalam

5 Menit Membaca
Apa Saja Komponen Asesment Kompetensi yang Efektif? Penjelasan Mendalam (Asesmen Kompetensi Minimum)

Asesmen Kompetensi Minimum (AKM) merupakan suatu pendekatan penting dalam dunia pendidikan dan pengembangan sumber daya manusia yang bertujuan untuk menilai pemahaman dan keterampilan dasar individu atau kelompok. Dalam era yang terus berkembang, kebutuhan akan standar minimum literasi dan numerik menjadi semakin mendasar, baik dalam konteks pendidikan formal, pelatihan kerja, maupun kehidupan sehari-hari.

Artikel ini akan mengulas peran krusial komponen-komponen AKM, termasuk literasi dan numerik, yang mencakup kemampuan membaca, menulis, memahami informasi, serta penguasaan konsep-konsep matematika dalam berbagai konteks. 

Apa Pengertian Asesmen Kompetensi Minimum? 

Asesmen Kompetensi Minimum (AKM) merupakan pendekatan evaluasi yang bertujuan untuk menentukan sejauh mana seseorang memenuhi standar minimum yang ditetapkan dalam suatu bidang atau mata pelajaran tertentu. Proses ini melibatkan penggunaan alat evaluasi, seperti tes atau penilaian kinerja, untuk mengukur pemahaman dan keterampilan dasar yang dianggap penting.

AKM dapat diimplementasikan dalam berbagai konteks, seperti pendidikan formal, pelatihan kerja, atau sertifikasi profesional. Pada tingkat pendidikan, misalnya, AKM dapat membantu menilai apakah siswa telah mencapai pemahaman dasar yang diperlukan sebelum melanjutkan ke tingkat berikutnya.

Langkah-langkah dalam pelaksanaan AKM melibatkan penetapan standar minimum yang diharapkan, pengembangan instrumen evaluasi yang sesuai, serta penerapan dan analisis hasil evaluasi. Hasil AKM memberikan gambaran tentang seberapa baik individu atau kelompok telah mencapai kompetensi minimum yang ditetapkan.

Baca juga : Apa yang Diuji dalam Psikotes Kerja? Memahami Jenis-jenisnya

Apa Tujuan Asesmen Kompetensi Minimum?

Tujuan utama dari AKM adalah memastikan bahwa setiap orang memiliki pemahaman dan keterampilan dasar yang diperlukan sebelum melangkah ke tingkat selanjutnya, baik dalam konteks pendidikan formal, pelatihan kerja, atau sertifikasi profesional.

Proses AKM melibatkan beberapa langkah kunci, termasuk penetapan standar minimum yang diinginkan, pengembangan instrumen evaluasi yang relevan, dan implementasi tes atau penilaian kinerja untuk mengukur pencapaian kompetensi minimum tersebut. Hasil AKM memberikan gambaran yang jelas tentang sejauh mana individu atau kelompok telah mencapai standar yang ditetapkan, dan informasi ini dapat digunakan untuk pengambilan keputusan lebih lanjut, seperti perbaikan program pelatihan atau penyesuaian kurikulum.

Dengan menggunakan pendekatan AKM, lembaga pendidikan dan organisasi dapat memastikan bahwa para peserta memiliki dasar yang kuat sebelum mereka melanjutkan ke tahapan berikutnya dalam pendidikan atau karier mereka. Hal ini juga berperan dalam meningkatkan kualitas pendidikan dan pelatihan dengan menekankan pemahaman dan penguasaan keterampilan dasar yang esensial dalam suatu bidang tertentu.

Baca juga : Mengenali Asesmen Behavioral, Berikut Cara HRD Mengenali Potensi Calon Karyawan

Komponen-Komponen Penting Asesmen Kompetensi Minimum (AKM)

Konten

Asesmen Kompetensi Minimum (AKM) memberikan gambaran rinci tentang kemampuan literasi (teks informasi dan fiksi) dan numerik seseorang untuk memastikan pemenuhan standar minimum yang diperlukan.

Komponen Konten Literasi sebagai berikut :

  1. Teks Informasi: Teks yang bertujuan untuk mengidentifikasi fakta dan ide utama dalam teks informasi, menilai argumen yang disajikan dalam teks informasi, serta menerapkan pemahaman informasi untuk membuat analogi atau generalisasi.
  2. Teks Fiksi: Teks fiksi bertujuan untuk memahami unsur-unsur narasi seperti karakter, plot, dan tema dalam teks fiksi. Kemudian menganalisis karakter, konflik, dan perkembangan plot, serta menafsirkan tema atau pesan tersembunyi dalam teks fiksi.

Komponen Konten Numerik sebagai berikut:

  1. Operasi Matematika Dasar : Menguasai operasi matematika dasar, seperti: Penjumlahan, Pengurangan, Perkalian, Pembagian. Kemudian memahami urutan operasi dalam perhitungan.
  2. Pemahaman Konsep Matematika: Pemahaman terhadap konsep proporsi, persentase, geometri dasar dan aljabar.
  3. Penerapan dalam Konteks Nyata : Menerapkan pengetahuan matematika dalam pemecahan masalah nyata. Kemudian membaca dan menginterpretasi data numerik dalam bentuk grafik atau tabel.

Konteks

Konteks merujuk pada lingkungan atau kerangka di mana sesuatu terjadi atau diukur. Berikut komponen yang terdapat pada konteks: 

  1. Konteks Literasi Membaca
    Dalam konteks literasi membaca, evaluasi akan memperhatikan cara individu memahami, menafsirkan, dan merespons teks tertulis. Ini melibatkan pemahaman teks informatif seperti artikel berita, instruksi, atau dokumen akademis, serta teks fiksi seperti cerita atau puisi. Konteks literasi membaca juga mencakup kemampuan kritis untuk mengevaluasi argumen atau informasi yang disajikan dalam teks, serta kemampuan membuat kesimpulan atau generalisasi dari informasi yang diberikan.
  2. Konteks Numerik
    Dalam konteks numerik, evaluasi akan memperhatikan pemahaman konsep matematika dan kemampuan menerapkannya dalam situasi nyata. Ini mencakup penguasaan operasi matematika dasar, pemahaman proporsi, persentase, dan penerapan konsep geometri dasar. Konteks numerik juga mencakup kemampuan menerapkan pengetahuan matematika dalam pemecahan masalah sehari-hari, seperti pengelolaan keuangan atau interpretasi data numerik dalam bentuk grafik atau tabel.

Dengan memahami dan menilai kemampuan membaca dan numerik dalam konteks ini, Asesmen Kompetensi Minimum (AKM) dapat memberikan gambaran yang lebih lengkap tentang kemampuan individu dalam menggunakan literasi membaca dan keterampilan numeriknya dalam kehidupan sehari-hari dan berbagai konteks pembelajaran atau pekerjaan.

Tingkatan kognitif

Tingkatan kognitif merujuk pada berbagai tingkat kompleksitas dalam pemrosesan informasi dan pemikiran seseorang. Model tingkatan kognitif, seperti yang dikembangkan oleh Bloom, menggambarkan hierarki dari tingkat pemikiran yang lebih rendah hingga lebih tinggi. Beberapa tingkatan kognitif dalam model ini antara lain:

  1. Pengetahuan (Knowledge): Kemampuan mengingat informasi dan fakta tanpa perlu memahaminya secara mendalam.
  2. Pemahaman (Comprehension): Kemampuan menjelaskan dan memahami makna dari informasi yang diterima.
  3. Aplikasi (Application): Kemampuan menerapkan pengetahuan atau konsep dalam situasi baru atau konteks yang berbeda.
  4. Analisis (Analysis): Kemampuan memecah informasi menjadi bagian-bagian yang lebih kecil dan memahami hubungan antara bagian-bagian tersebut.
  5. Evaluasi (Evaluation): Kemampuan mengevaluasi atau menilai nilai atau kualitas sesuatu berdasarkan kriteria tertentu.
  6. Sintesis (Synthesis): Kemampuan menggabungkan elemen-elemen berbeda menjadi suatu kesatuan baru atau gagasan yang lebih kompleks.
  7. Kreativitas (Creation): Kemampuan menciptakan sesuatu yang baru, menghasilkan ide-ide baru, atau menemukan solusi kreatif untuk masalah.

Pemahaman tingkatan kognitif penting dalam pendidikan dan evaluasi, termasuk Asesmen Kompetensi Minimum (AKM), karena membantu merancang pertanyaan atau tugas evaluasi yang sesuai dengan tingkat pemikiran yang diinginkan.

Kesimpulan

Dalam Asesmen Kompetensi Minimum (AKM), komponen konten, termasuk literasi dan numerik, memainkan peran kunci dalam menilai pemahaman dan keterampilan individu atau kelompok. Pemahaman konten literasi mencakup kemampuan membaca, menulis, dan menafsirkan informasi dari berbagai jenis teks, baik informatif maupun fiksi. Di sisi lain, komponen konten numerik menilai pemahaman konsep matematika dan kemampuan menerapkannya dalam konteks nyata.

Dengan memahami dan mengintegrasikan komponen-komponen ini, Asesmen Kompetensi Minimum dapat menjadi alat yang efektif untuk memastikan bahwa individu atau kelompok memenuhi standar minimum yang diperlukan dalam literasi dan numerik untuk mencapai kesuksesan dalam pendidikan dan kehidupan sehari-hari.

Optimalkan potensi tim Anda melalui program Assessment Competency yang disesuaikan, dan tingkatkan efisiensi proses SDM (Sumber Daya Manusia) dengan solusi inovatif kami untuk HR Process. Mari wujudkan kesuksesan bersama!

Rate this post
Bagikan artikel ini

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Fill out this field
Fill out this field
Please enter a valid email address.

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.