3 Kisah Sahabat Nabi Tentang Kepemimpinan

4 Menit Membaca
kepemimpinan

Membahas soal kepemimpinan, tentu umat Islam menjadikan Nabi Muhammad SAW sebagai gambaran ideal. Banyak sikap dan perkataan Nabi  yang bisa menjadi panduan bagi seorang pemimpin. Termasuk untuk diterapkan pada zaman sekarang.

Tidak hanya Nabi Muhammad, sahabat-sahabatnya juga bisa menjadi referensi bagaimana sikap seorang saat menjadi pemimpin. Ada banyak kisah teladan dari sahabat Nabi yang bisa diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari dalam kepemimpinan.

Pada kesempatan kali ini kita akan mengambil hikmah dari kisah teladan tiga orang sahabat Nabi. Mereka yaitu Zubair bin Awwam, Abu Bakar Ash-Shiddiq dan Umar bin Khattab. Berikut kisah teladannya:

A. Sikap Kepemimpinan Zubair bin Awwam

Zubair bin Awwam merupakan salah seorang sahabat Nabi yang memberikan banyak keteladanan. Dia dikenal sebagai salah seorang sahabat Nabi dengan kebaikan hati dan kesetiaannya terhadap Islam. Zubair bin Awwam juga termasuk salah satu golongan 10 orang yang dijamin surga oleh Nabi Muhammad SAW. 

Baca juga: Skill yang Dibutuhkan Seorang Virtual Assistant

Berikut beberapa kisah teladan yang bisa dijadikan pelajaran, yaitu:

1. Peduli pada Orang Miskin

Zubair bin Awwam memiliki kepedulian yang sangat tinggi terhadap orang miskin. Dia orang yang sering memberi bantuan kepada yang membutuhkan, bisa dalam bentuk uang, makanan atau pakaian.

Sikap peduli Zubair bin Awwam pada orang miskin dapat menjadi teladan bagi umat Islam agar selalu berbuat baik kepada sesama, khususnya kepada mereka yang membutuhkan. Ajaran Islam juga menekankan untuk saling membantu dan mengasihi sesama walau berbeda status sosial, suku atau bahkan agama.

2. Memegang Teguh Kebenaran

Zubair bin Awwam juga dikenal sebagai sahabat yang sangat memegang teguh kebenaran dan keadilan. Ia akan mati-matian mempertahankan kebenaran dan keadilan, meskipun ia harus melawan saudaranya sendiri. 

Hal ini dapat dilihat, saat perang Jamal yaitu antara pasukan Ali bin Abi Thalib dan pasukan Aisyah binti Abu Bakar, Zubair bin Awwam berada di pihak pasukan Aisyah. Kemudian, saat ia mengetahui bahwa pasukan Aisyah sedang menentang Ali bin Abi Thalib yang menurutnya sedang memegang kebenaran dan keadilan, ia akhirnya memutuskan keluar dari pasukan Aisyah dan bergabung dengan Ali bin Abi Thalib.

B. Sikap Kepemimpinan Abu Bakar Ash-Shiddiq

Abu Bakar Ash-Shiddiq ialah termasuk orang-orang pertama yang mengikuti Nabi memeluk Islam. Dia sahabat yang terkenal dengan kejujurannya dan kesetiaannya dalam beragama. Selama menjadi seorang Khalifah pertama dalam sejarah Islam, Abu Bakar selalu menjadi teladan bagi banyak umat muslim di seluruh dunia. 

Abu Bakar Ash-Shiddiq lahir pada tahun 573 Masehi di Mekah.  Ayahnya, Abu Quhafah, merupakan pedagang yang terkenal di Mekah. Sejak kecil, Abu Bakar telah belajar berbagai ilmu pengetahuan agama dan menjadi orang yang taat dalam beribadah. Simak kisah keteladanan Abu bakar berikut ini:

1. Kepedulian Tinggi pada Islam

Abu Bakar termasuk orang pertama yang memeluk Islam. Hal ini menunjukkan tingginya kepedulian Abu Bakar terhadap Islam yang baru saja turun. Meskipun banyak ancaman penindasan dari orang-orang Quraisy, Abu Bakar tetap setia pada keimanannya dan terus mendukung Nabi Muhammad untuk terus menyebarkan agama Islam.

2. Memimpin dengan Bijaksana

Abu Bakar terpilih sebagai Khalifah pertama umat muslim setelah wafatnya Nabi. Abu Bakar menunjukkan kepemimpinan yang hebat dalam memimpin umat Muslim. Diantaranya, dia berhasil mengatasi pemberontakan suku-suku Arab yang menolak membayar zakat kepada pemerintah Islam. 

Dia mengajak diskusi para pemberontak, hingga akhirnya pun sepakat untuk membayar zakat dan berdamai dengan pemerintah Islam. Peristiwa ini membuktikan Abu Bakar memiliki kebijaksanaan dan keberanian dalam memimpin serta punya kemampuan dalam menyelesaikan masalah secara damai.

3. Teladan Sikap Abu Bakar

Keteladanan Abu Bakar Ash-Shiddiq memberikan banyak pesan moral bagi umat muslim. Pertama, Abu Bakar menunjukkan tentang pentingnya kejujuran dan kesetiaan dalam beragama. Kedua, Abu Bakar menunjukkan contoh kepemimpinan yang bijaksana dalam memimpin umat muslim.

C. Sikap Kepemimpinan Umar Bin Khattab

Umar bin Khattab merupakan salah seorang sahabat Nabi yang memberikan banyak teladan dalam hidupnya. Ia merupakan khalifah kedua setelah Abu Bakar Ash-Shiddiq dan memimpin umat Islam selama 10 tahun. Umar  dikenal sebagai seorang pemimpin yang tegas menegakkan kebenaran.

Umar memiliki sifat yang patut diteladani oleh umat Islam. Beberapa kisah teladan dari Umar bin Khattab, yaitu:

1. Bersikap Adil

Umar bin Khattab merupakan orang yang memperhatikan keadilan dalam kehidupan sehari-hari. Sebagaimana yang sering dikatakannya, “Jika seekor unta terpeleset di Iraq maka aku akan bertanggung jawab di hadapan Allah atas kecelakaan itu.” Artinya, ia merasa bertanggung jawab atas semua kesalahan yang terjadi saat kepemimpinannya.

Umar bin Khattab juga sering berjalan-jalan di tengah masyarakatnya di malam hari untuk memastikan bahwa rakyatnya aman. Ia pun sanggup memotong gaji seorang gubernur karena tidak menangani keluhan rakyat dengan adil.

2. Hidup Sederhana

Umar bin Khattab terkenal sebagai pemimpin yang memiliki gaya hidup sederhana. Ia tidak suka memakai pakaian mewah dan makan makanan yang mahal. Gaya hidupnya pun tak berubah saat menjabat sebagai khalifah. Bahkan ketika ia menjadi khalifah, ia tetap tinggal di rumah yang sama seperti saat Nabi masih hidup. Ia juga sering mengingatkan para pemimpin di bawah pemerintahannya untuk hidup sederhana dan menghindari sikap berfoya-foya.

3. Bersikap Tegas

Umar bin Khattab merupakan pemimpin yang sangat tegas. Ia pernah memutuskan untuk memindahkan ibu kota dari Mekah ke Madinah dengan tujuan bisa lebih baik dalam mengatur pemerintahan. Keputusan tersebut pada akhirnya terbukti tepat dan membawa umat Islam lebih maju.

4. Kemampuan Memimpin

Umar bin Khattab memiliki kemampuan kepemimpinan yang sangat dihormati oleh rakyatnya. Tak hanya nyaman di atas, Umar sering mendengarkan keluhan dan masukan dari rakyatnya secara langsung. Kemudian mencoba untuk menyelesaikan masalah dengan cara yang adil. Ia juga hati-hati dalam memilih pejabat agar berada di posisi yang tepat dan mengevaluasi kinerja mereka.

Konsultan HR dari Proxsis HR

D. Kesimpulan

Dari kisah teladan sahabat Nabi di atas, dapat diambil hikmah supaya ikut mempraktekkannya dalam kehidupan saat ini. Kita harus berusaha menjadi teladan untuk menjadi seorang muslim yang baik dan berakhlak mulia. Tak boleh ada kezaliman, kita harus menegakkan keadilan, hidup sederhana, tegas dalam mengambil keputusan, serta menjalankan kepemimpinan dengan baik.

Mempraktekkan kisah tersebut sangat penting termasuk dalam berbagai sisi kehidupan saat ini. Termasuk dalam organisasi atau perusahaan. Menjalankan kepemimpinan yang baik sangat dibutuhkan untuk kemajuan dan keberlanjutan perusahaan. 

Lantas bagaimana caranya? Anda bisa mengikuti Powerless Leadership Training di Proxsis HR. Info lebih lanjut bisa lihat disini atau hubungi kami di Hello Expert. Proxsis HR siap untuk melayani dan berkolaborasi.

Rate this post
Bagikan artikel ini