Mengenal FOMO dan Cara Mengatasinya

5 Menit Membaca
FOMO

Gejala fear of missing out atau dikenal dengan FOMO terdengar sudah tak asing lagi saat ini. Banyak orang yang memiliki gejala terkena FOMO dan membutuhkan cara untuk segera mengatasi dampak buruknya untuk kehidupan.

Kata FOMO sudah sering disebut di media sosial. Di media sosial, kata ini dikenal sebagai rasa takut tertinggal jika tidak mengikuti suatu tren. Gejala FOMO ini bahkan bisa membuat stress. Lalu, apa sebenarnya itu FOMO?

A. Apa Itu FOMO?

Melansir Tempo.co, Fear Of Missing Out atau FOMO merupakan respons emosional seseorang dengan memiliki keyakinan bahwa orang lain memiliki hidup yang lebih baik dari dirinya. Orang lain tampak menjalani kehidupan yang lebih memuaskan, atau seseorang sudah menyadari peluang penting dalam hidup.

Baca juga: Tips Merancang Employee Development Program

FOMO sering menimbulkan perasaan tidak nyaman, rasa tidak puas, depresi, hingga stres. Ditambah lagi di era media sosial seperti sekarang, yang menjadi faktor semakin meningkatnya FOMO pada seseorang.

Seseorang terkena gejala membandingkan kehidupan mereka dengan pengalaman ideal orang lain yang tampak di media sosial. Kehadiran media sosial mendukung semakin timbulnya gejala FOMO.

Perasaan cemas dan tidak puas akibat FOMO juga dapat membuat seseorang semakin intens untuk terus melihat tren terbaru yang dilakukan orang lain. Akibatnya, orang terkena FOMO akan terus-menerus membuka ponsel dan berselancar di media sosial.

Hal bisa terjadi pada setiap orang dan setiap umur. Gejala ini akan menjangkit pada seorang yang memiliki kepuasan hidup yang rendah akibat terus membandingkan diri dengan orang lain.

B. Gejala FOMO

Seorang yang terkena FOMO menampakkan sejumlah gejala sebagai berikut:

  1. Sering Mengecek Gadget

Seorang selalu mengecek gadget. Mereka memegang gadget seolah sudah tidak bisa dipisahkan. Seseorang yang terkena FOMO akan selalu mengecek ponsel ketika bangun tidur, hingga sebelum tidur seolah tidak inginkan ketinggalan berita apapun.

  1. Lebih Peduli Dunia Maya

Gejala FOMO membuat seseorang hanya peduli dengan media sosial daripada kehidupan nyata. Akibatnya, muncul keinginan untuk mendapat pengakuan orang lain di dunia maya.

  1. Selalu Ingin Tahu Kehidupan Orang

Selalu ingin tahu perkembangan kehidupan orang lain dan gosip terbaru. Mereka seolah tak ingin ketinggalan informasi sedikitpun tentang kehidupan orang lain. Dia akan selalu memantau kehidupan orang lain lewat media sosial.

  1. Membeli yang Tak Dibutuhkan

Menghabiskan uang melebihi kemampuan dan membeli barang yang sebenarnya tidak penting dan tak dibutuhkan. Alasan membeli agar tidak ketinggalan zaman.

  1. Selalu Berkata Ya

Susah mengatakan “tidak” bahkan tetap mengatakan “iya” di saat sedang tidak ingin. Ini terjadi akibat seseorang tidak ingin ketinggalan apa pun, sehingga selalu menerima setiap ajakan yang sebenarnya tidak perlu.

  1. Panik Tanpa Ponsel

Beberapa efek FOMO lainnya seperti terus-menerus memeriksa ponsel di setiap aktivitas. Kemudian menyiarkan semua kegiatan ke media sosial, dan panik membayangkan jika hidup tanpa ponsel.

FOMOC. Cara Mengatasi FOMO

Gejala ini bisa dihilangkan apalagi jika itu sudah merugikan. Berikut beberapa cara mengatasi FOMO:

1. Fokus pada Apa yang Dimiliki

Cobalah fokus pada apa yang dimiliki dalam hidup ini. Kondisi ini memang sulit jika terus bersentuhan dengan media sosial. Sebab media sosial biasanya dibanjiri hal yang tidak bisa dimiliki seperti pasangan, kehidupan mewah, atau barang-barang.

Tambahkan lebih banyak orang dengan feed positif di timeline media sosial. Kemudian sembunyikan konten atau orang yang menyombongkan diri dan toxic. Mengurangi konten pemicu FOMO akan membuat diri menjadi lebih nyaman.

Berusahalah untuk mencari tahu penyebab kurangnya kegembiraan kita secara online. Kemudian cari alternatif lain yang bisa memberi pengaruh positif untuk pikiran kita.

2. Kurangi Penggunaan Media Sosial

Gejala ini bisa timbul akibat seringnya menghabiskan waktu di HP atau media sosial. Anda bisa kurangi waktu di media sosial untuk rehat pikiran dan mental. Cara ini juga membantu lebih fokus pada kehidupan nyata tanpa terus-menerus membandingkan diri.

Jika tidak bisa puasa media sosial secara total, maka bisa melakukan pembatasan penggunaan aplikasi media sosial tertentu yang biasanya membuat kita merasa ketinggalan. Hapus sementara aplikasi itu dan tetapkan batas harian seberapa banyak akan menggunakannya. Bisa juga menghapus pertemanan dari orang yang membuat kita merasa buruk.

3. Menulis Jurnal

Membuat postingan di media sosial bisa menjadi cara membuat dokumentasi pengalaman berharga dalam hidup. Namun, sikap ini terkadang buruk karena menjadi cara untuk mencari validasi secara online dari orang lain. Oleh karena itu, sebaiknya buat saja jurnal pribadi baik foto atau tulisan secara offline.

4. Membangun Koneksi Nyata

FOMO biasanya sebagai upaya untuk mencari koneksi saat Anda mengalami stress, kesepian, atau kecemasan. Hal ini tentu menjadi pelarian buruk dan akan menimbulkan hal negatif lainnya.

Anda sebaiknya menjalin relasi nyata misalnya berjumpa dengan teman lama, ikut grup traveling, atau ikut kegiatan sosial. Aktivitas yang nyata akan memberi perubahan menyenangkan sehingga menghilangkan perasaan tertinggal akibat FOMO.

5. Fokus Bersyukur

Semua aktivitas untuk meningkatkan rasa syukur seperti membuat jurnal atau menyampaikan penghargaan pada orang lain akan meningkatkan semangat pada diri. Diantara alasannya karena tak lagi merasa kekurangan jika fokus pada anugerah yang telah dimiliki. Sikap ini akan membantu orang lain merasa baik juga membuat perasaan sendiri ikut membaik.

Konsultan HR dari Proxsis HR

D. Penutup

Penjelasan di atas membuat kita memahami apa itu FOMO beserta gejalanya. Hal akan berdampak pada kehidupan akibat terus merasa lebih buruk dibandingkan orang lain. Sementara kenyataannya belum begitu.

Hidup di zaman digital membuat kita bisa terkena FOMO sehingga penting mengetahui bagaimana cara mengatasinya. Hal itu supaya kita tetap merasa lebih optimis menjalani hidup.

Oleh karena itu,  kita juga membutuhkan pemahaman yang tepat dalam mengatasi setiap masalah yang ada. Ikuti pelatihan bersama kami untuk mendapatkan pemahaman mencari solusi kreatif dari setiap permasalahan. 

Ikuti pelatihan Creative Problem Solving Skills di Proxsis HR. Info lebih lanjut bisa lihat disini atau hubungi kami di Hello Expert. Proxsis HR siap untuk melayani dan berkolaborasi.

5/5 - (1 vote)
Bagikan artikel ini