
Berbagai strategi terus dikembangkan oleh perusahaan untuk bisa bertahan dan tumbuh di tengah persaingan pasar. Peningkatan dan penguatan performa bisnis dilakukan mulai dari internal hingga eksternal perusahaan.
Di zaman yang terus berubah ini, perusahaan harus mampu cepat beradaptasi dengan berbagai kemajuan dan perkembangan yang terjadi. Sebab, jika tidak, perusahaan bisa tertinggal kompetitor dan kehilangan konsumen.
Untuk bisa mencapai hal tersebut, perusahaan harus menumbuhkan budaya agile yaitu kemampuan untuk beradaptasi atau memperbaharui dirinya terhadap perubahan yang cepat atau situasi yang tidak terduga. Misalnya munculnya wabah virus seperti Covid-19 yang saat ini terjadi atau bencana alam yang menyebabkan berbagai gangguan terhadap jalannya perusahaan.
Di tengah era revolusi industri yang ditandai dengan internet, agility merupakan hal mutlak yang harus dimiliki oleh tiap perusahaan untuk tetap survive dalam persaingan bisnis. Perusahaan yang memiliki kemampuan beradaptasi mampu menghadapi berbagai pesaing baru, mampu menerapkan berbagai teknologi baru yang mengubah industri, atau perubahan mendadak dalam kondisi pasar secara keseluruhan.
1.Menumbuhkan Budaya Agile
Kemampuan beradaptasi perusahaan dimulai dari kemampuan dan kesiapan seluruh individu. Di dalam budaya agile terdapat empat nilai yang harus diterapkan. Pertama kecepatan yang berarti kemampuan organisasi untuk secara cepat memutuskan perubahan saat menghadapi situasi yang tidak terduga.
Kedua Fokus yaitu kemampuan organisasi untuk menentukan prioritas perubahan. Dan yang ketiga fleksibilitas yaitu kemampuan organisasi untuk merumuskan pengecualian-pengecualian terhadap target dan alternatif-alternatif lain jika target tidak tercapai.
Budaya Agility mengedepankan penguatan anggota tim atau karyawan untuk memiliki peran atau tanggung jawab lebih, salah satunya dengan melibatkan karyawan dalam mengambil keputusan atas suatu permasalahan. Bila hal ini sudah menjadi kebiasaan dan menjadi tertentu, maka karyawan akan lebih sigap dan lincah jika terjadi sebuah perubahan.
Budaya Agile juga akan tumbuh saat seluruh elemen perusahaan sudah memiliki tujuan yang sama. Perusahaan perlu memperbaharui berbagai informasi dan target perusahaan agar seluruh elemen perusahaan bisa bekerja dengan persepsi yang sama.
2. Kenapa Agility Penting?
Munculnya pandemi Covid-19 yang menimbulkan banyak dampak terhadap jalannya bisnis perusahaan menjadi salah satu alasan kenapa perusahaan harus memiliki agility.
Selama pandemi Covid-19, berbagai pekerjaan harus dikerjakan dari rumah, mulai dari pertemuan rutin yang biasanya dilakukan dengan tatap muka sekarang harus dialihkan ke ruang virtual. Proses produksi pun dilakukan dengan skema bekerja jarak jauh.
Bagi perusahaan yang sanggup beradaptasi terhadap perubahan ini akan mampu bertahan dan melewatinya, dengan menerapkan berbagai strategi dan teknologi yang mampu menunjang jalannya perusahaan. Namun perusahaan yang tidak siap dengan perubahan yang cepat saat pandemi ini harus dihadapi dengan kondisi yang sulit bahkan mengancam jalannya perusahaan.
Aspek penting dari penerapan agility di perusahaan yaitu mendorong individu untuk mampu secara cepat menyesuaikan diri terhadap perubahan dan situasi yang ada.Namun konsep agility belum banyak dibudidayakan oleh perusahaan. Padahal, agility akan bermanfaat bagi tim perusahaan dalam pengelolaan potensi karyawan terutama di era bisnis yang fluktuatif saat ini.
Terdapat tiga poin penting dalam budaya agile, yakni mengidentifikasi masalah atau peluang, bergerak menindaklanjutinya, dan melakukan keduanya secara berkala.
Secara umum perusahaan agile memiliki karakter yang inovatif, mementingkan adaptasi daripada berpedoman pada rencana awal, mementingkan outcome dari sekadar output, memiliki kontrol yang luas tanpa didikte oleh pimpinan dan memiliki interaksi yang dekat dengan pelanggan.
3. Employee Agility
Employee Agility atau kelincahan karyawan diartikan kemampuan karyawan untuk merespons secara efektif dan tepat waktu terhadap perubahan yang dinamis dan terus berubah, serta memanfaatkan perubahan tersebut untuk mencapai keuntungan maksimal.
Employee Agility dapat dilihat berdasarkan perspektif perilaku karyawan itu sendiri yang memiliki perilaku yang proaktif, adaptif, dan generatif. Perusahaan yang memiliki karyawan yang agile akan beradaptasi dengan cepat terhadap perubahan dan lonjakkan pasar, serta dapat merespons dengan tepat dan fleksibel terhadap permintaan pelanggan.
Karyawan dengan kemampuan agile yang tinggi, akan mampu menerapkan dan menghasilkan output inovatif yang lebih besar. Perusahaan harus berusaha untuk membuat lingkungan kerja yang lebih fleksibel dan sehat sehingga dapat membantu karyawan menjadi lebih agile bahkan dalam situasi paling kritis sekalipun.
4. Agile for HR
Agile human resources (HR) adalah sebuah konsep yang terkait tugas dan peran human resources tidak sebatas penerapan kontrol dan standar perusahaan, tetapi lebih kepada memfasilitasi dan meningkatkan kelincahan dan ketangkasan organisasi. Sebagai salah satu upaya perusahaan dalam membentuk budaya agile.
Sehingga Agile HR memiliki dan membuat program-program yang mendorong kemampuan beradaptasi, berinovasi, kolaborasi, dan bergerak cepat. Konsep yang satu ini ini mengubah peran HR dari manajemen tradisional menjadi manajemen modern.
Konsep Agile HR diaplikasikan untuk membangun budaya agile dengan menerapkan tools terkait, sehingga Agile for HR membuat cara kerja HR tidak hanya business-centric namun juga human-centric.
Keuntungan menerapkan konsep Agile HR juga dapat meminimalisir risiko produk atau layanan HR yang tidak sesuai dengan kebutuhan konsumen. Konsep untuk HR ini mengedepankan penerapan dan pengembangan mindset dalam tim HR.
5. HR for Agile
HR for agile lebih melihat kepada peran HR dalam transformasi perusahaan menghadapi tantangan dan perubahan yang terjadi. Konsep ini mendorong perusahaan untuk menata ulang struktur organisasi yang sesuai dan relevan dengan kondisi bisnis saat ini
Konsep ini mendorong HR untuk mengganti cara kerja lama yang bisa mengganggu kelincahan organisasi atau perusahaan dengan metode yang lebih fleksibel. Sehingga perusahaan akan lebih siap untuk beradaptasi dengan tantangan saat ini.
Pola pikir dan budaya kerja agility kini dipandang sebagai modal dasar dalam mencapai tujuan saat ini dengan membentuk struktur organisasi yang berjejaring dan melek dengan penggunaan teknologi.
Pandemi Covid-19 yang terjadi saat ini menjadi salah satu bukti bahwa perubahan apapun bisa terjadi dalam waktu cepat. Sehingga penting bagi perusahaan untuk mampu bersikap fleksibel dengan menyikapi perubahan yang muncul, dan lincah mencari inovasi atau terobosan dalam menyesuaikan diri dengan perubahan pasar.
Sebab, bila ada perusahaan yang tidak adaptif dengan perkembangan pasar dan perilaku konsumen, maka perusahaan mudah keluar dari persaingan pasar dan ditinggalkan konsumen. Jadi, apakah perusahaan anda sudah menerapkan Agility?
Inquiry
News & Article
- 10 Tips Ampuh Atasi Post-Holiday Blues Setelah Libur Lebaran
- 7 Tantangan HR di Bulan Ramadan dan Strategi Efektif untuk Menjaga Produktivitas Karyawan
- Penyebab Post-Holiday Blues dan Cara Jitu Menghadapinya di Tempat Kerja
- 7 Solusi Jitu Agar Karyawan Tetap Produktif di Bulan Puasa
- Ambidextrous Leadership: Kunci Sukses Inovasi dan Efisiensi di Sektor Statistik
Latest Events
- Badan Pusat Statistik – Emerging Leader Development Program
- BPJS Ketenagakerjaan – Change Your Selftalk, Change Your Life
- Employee Development Program – PT Waskita Toll Road Kolaborasi dengan Proxsis HR
- Proxsis HR Professional Community – Monthly Meetup Ep. 26 Leading with Adaptability: Embracing Learning Agility as a Future Leader
- PT PGAS Telekomunikasi Nusantara – Design Thinking for Innovation and Continuous Improvement