Budaya keselamatan yang kuat tidak bisa dibentuk hanya dari atas ke bawah atau dari sisi teknis saja. Diperlukan sinergi antara fungsi Human Resources (HR) dan tim Keselamatan & Kesehatan Kerja (K3). HR berperan strategis dalam membentuk nilai, sikap, dan keterlibatan karyawan melalui sistem komunikasi, pelatihan, dan penghargaan yang selaras dengan tujuan keselamatan. Sementara itu, K3 memainkan peran penting dalam membumikan kebijakan dan strategi keselamatan ke dalam praktik nyata di lapangan.
Banyak organisasi menghadapi tantangan dalam menciptakan budaya kerja yang mendukung praktik K3. Kurangnya komunikasi terbuka, kepemimpinan yang tidak memberikan contoh yang baik, dan minimnya penghargaan terhadap perilaku keselamatan dapat menjadi hambatan besar.
Lalu bagaimana caranya? Adakah metode terstruktur yang mampu menjawab tantangan tersebut? Bagaimana organisasi bisa benar-benar memahami, mengukur, dan mengimplementasikan budaya safety yang berkelanjutan?

Safety Behavior Assessment hadir sebagai solusi terintegrasi yang dirancang untuk mengukur, menganalisis, dan mentransformasi kebiasaan kerja berisiko menjadi perilaku aman berbasis kesadaran kolektif.

Hasilnya? Perilaku aman menjadi kebiasaan (habit), budaya safety menguat, dan insiden berkurang—sekaligus mendorong sinergi antara tim HR, K3, dan seluruh lapisan organisasi untuk menciptakan lingkungan kerja yang produktif, kolaboratif, dan berkelanjutan.