
Dunia perekrutan tidak lagi sama seperti dulu. Di tengah arus teknologi yang terus berkembang dan ekspektasi kandidat yang semakin tinggi, proses hiring kini menuntut pendekatan yang lebih strategis, cepat, dan manusiawi.
Tahun 2025 membawa tantangan baru sekaligus peluang emas bagi perusahaan yang siap beradaptasi. Mulai dari dominasi AI hingga pentingnya pengalaman kandidat, inilah saatnya bagi tim HR untuk merombak cara lama dan menyambut tren baru dengan lebih cerdas dan fleksibel.
Berikut enam tren rekrutmen yang wajib dipahami agar perusahaan Anda tetap unggul dalam perebutan talenta terbaik:
1. Pengalaman Kandidat yang Ditingkatkan
Pentingnya memberikan pengalaman kandidat yang baik semakin diakui dalam proses perekrutan. Survei menunjukkan bahwa 52% pencari kerja menolak tawaran pekerjaan karena pengalaman perekrutan yang buruk. Proses yang terlalu panjang, kurangnya komunikasi, atau wawancara yang tidak menghargai waktu mereka seringkali menjadi alasan utama.
Cara Meningkatkan Pengalaman Kandidat
- Kurangi Redundansi pada Aplikasi Kerja: Pastikan aplikasi kerja tidak memakan waktu lebih dari 30 menit. Hindari meminta informasi yang sudah tercantum dalam resume atau formulir lain.
- Komunikasikan dengan Kandidat: Setelah menerima aplikasi, usahakan untuk menghubungi kandidat dalam waktu tiga hingga tujuh hari. Berikan pembaruan secara teratur sepanjang proses perekrutan untuk menjaga transparansi dan mengurangi ketidakpastian.
- Evaluasi Proses Wawancara: Pertimbangkan untuk menyederhanakan tahapan wawancara. Jika beberapa tahapan tidak esensial untuk mengevaluasi keterampilan atau kesesuaian budaya, singkirkan atau gabungkan langkah-langkah tersebut.
Menerapkan perubahan ini dapat membuat pengalaman kandidat lebih positif, mengurangi pembatalan tawaran pekerjaan, dan membantu Anda menarik talenta terbaik.
Baca juga : Panduan Lengkap Rekrutmen Awal Tahun: Dari Penentuan Posisi Prioritas hingga Onboarding yang Efektif
2. Rekruter Harus Lebih Efisien
Dengan sumber daya yang terbatas dan persaingan yang semakin ketat dalam perekrutan, HR dan tim perekrutan harus mencari cara untuk meningkatkan efisiensi. Penggunaan AI kini semakin penting untuk menyaring aplikasi, namun peningkatan volume aplikasi yang diterima membuat proses ini semakin menantang.
Cara Menangani Banyak Aplikasi
Gunakan Sistem Pelacakan Aplikasi (ATS): Sistem ATS yang efektif membantu mempermudah penyaringan dan pemantauan kandidat. Salah satu contoh ATS yang dapat digunakan adalah Breezy HR, yang menawarkan alur visual yang memudahkan rekruter untuk melacak status kandidat di setiap tahap proses perekrutan.
Dengan mengoptimalkan penggunaan ATS, rekruter dapat lebih efisien dalam memproses aplikasi, mengurangi waktu yang dibutuhkan untuk menyaring kandidat, dan meningkatkan peluang untuk menemukan talenta yang tepat lebih cepat.
Baca juga : Apa Itu MBTI Alat Tes dalam Proses Rekrutmen Karyawan di Perusahaan Besar
3. AI Butuh Sentuhan Manusia
Meskipun AI dan ATS membantu meningkatkan efisiensi, mereka tidak dapat sepenuhnya menggantikan interaksi manusia dalam proses perekrutan. Kandidat semakin sadar bahwa banyak komunikasi mereka dengan perekrut bersifat otomatis, yang dapat menurunkan rasa keaslian dan membangun jarak.
Cara Menggabungkan AI dengan Sentuhan Manusia
- Bangun Koneksi dengan Kandidat: Gunakan email atau pesan teks yang dipersonalisasi untuk membangun hubungan yang lebih manusiawi dengan kandidat. Ini menunjukkan bahwa ada perhatian nyata di balik interaksi tersebut, bukan hanya sistem otomatis.
- Hubungi Kandidat Melalui Telepon: Jangan ragu untuk menghubungi kandidat melalui telepon. Banyak pencari kerja masih menghargai panggilan telepon sebagai tanda bahwa mereka dihargai dan dianggap penting.
Menggabungkan efisiensi teknologi dengan sentuhan personal akan membuat kandidat merasa lebih dihargai dan memperkuat hubungan yang dapat mempengaruhi keputusan mereka untuk menerima tawaran pekerjaan.
Baca juga : 10 Strategi HR yang Terbukti Meningkatkan Employee Engagement dan Produktivitas Tim
4. Perdebatan Tentang DE&I
Inisiatif keberagaman, kesetaraan, dan inklusi (DE&I) telah menjadi sorotan dalam dunia kerja beberapa tahun terakhir. Namun, memasuki 2025, arah kebijakannya mulai berubah. Beberapa perusahaan besar mulai menghentikan program DE&I mereka setelah menilai bahwa hasilnya belum sebanding dengan upaya dan biaya yang dikeluarkan. Di sisi lain, sebagian perusahaan tetap berkomitmen, menyadari bahwa tenaga kerja masa depan—terutama generasi Z—sangat peduli terhadap nilai inklusivitas.
Apa yang Harus Dilakukan dengan DE&I
- Pertahankan Upaya DE&I Secara Konsisten: Terlepas dari perdebatan yang terjadi, DE&I tetap penting untuk membangun lingkungan kerja yang sehat dan kompetitif. Generasi Z—yang jumlahnya semakin mendominasi angkatan kerja—menilai tinggi perusahaan yang menghargai keberagaman.
- Dengarkan Suara Karyawan: Jangan hanya bergantung pada tren atau kebijakan eksternal. Dapatkan masukan langsung dari karyawan tentang bagaimana mereka memaknai DE&I dan apa yang mereka butuhkan untuk merasa dihargai dan diterima. Masukan ini sangat berguna untuk merancang strategi yang relevan dan berdampak nyata.
Strategi DE&I yang sukses bukan hanya soal kebijakan, tapi soal keterlibatan aktif dan komunikasi dua arah di dalam organisasi.
Baca juga : e-Learning: Solusi Cerdas Meningkatkan Efektivitas Pelatihan Karyawan di Era Digital
5. Fokus pada Keterampilan
Kekurangan tenaga kerja yang berkepanjangan memaksa banyak perusahaan untuk berpikir ulang tentang cara mereka merekrut. Alih-alih terpaku pada gelar atau jabatan sebelumnya, kini perusahaan lebih fokus pada keterampilan nyata yang dibutuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan. Pendekatan ini membuka pintu bagi talenta non-tradisional yang mungkin tidak memiliki gelar tinggi, tapi punya keahlian yang relevan.
Cara Mengadopsi Pendekatan Berbasis Keterampilan
- Lakukan Audit Keterampilan Internal: Identifikasi keterampilan yang sudah dimiliki oleh tim Anda saat ini dan temukan celah keterampilan yang harus diisi untuk mencapai tujuan bisnis ke depan.
- Cocokkan dengan Visi dan Strategi Perusahaan: Tetapkan keterampilan apa saja yang penting untuk masa depan perusahaan Anda, dan gunakan informasi ini untuk menyusun deskripsi pekerjaan yang lebih fokus pada keahlian daripada latar belakang pendidikan.
- Pertimbangkan Pelatihan dan Upskilling: Tidak semua kebutuhan harus dipenuhi dengan rekrutmen eksternal. Berikan pelatihan keterampilan—seperti Design Thinking atau Problem Solving—untuk mengembangkan talenta internal dan menumbuhkan loyalitas karyawan.
Dengan pendekatan ini, perusahaan menjadi lebih adaptif, adil, dan mampu bersaing dalam pasar kerja yang semakin menantang.
Baca juga : Leader Wajib Tahu, Ini 5 Cara Meningkatkan Motivasi Karyawan untuk Produktivitas dan Loyalitas
6. Perdebatan Tentang Pekerjaan Jarak Jauh
Kebijakan kembali ke kantor (Return to Office/RTO) masih menjadi topik panas di 2025. Beberapa perusahaan besar, seperti Amazon dan Disney, bersikukuh mendorong karyawan kembali ke kantor demi alasan kolaborasi dan budaya perusahaan. Namun, banyak karyawan—terutama dari generasi muda—menuntut fleksibilitas lebih, bahkan menjadikan model kerja sebagai faktor utama dalam memilih pekerjaan.
Cara Memilih Model Kerja Terbaik
- Tinjau Jenis Pekerjaan: Tidak semua pekerjaan cocok dilakukan dari jarak jauh. Evaluasi apakah tugas-tugas kunci memerlukan kehadiran fisik atau dapat diselesaikan secara efektif secara remote atau hybrid.
- Dengarkan Karyawan: Gunakan survei internal untuk mengetahui preferensi dan kebutuhan karyawan Anda. Ini membantu menciptakan kebijakan yang lebih inklusif dan realistis.
- Seimbangkan Produktivitas dan Budaya: Model kerja yang dipilih harus mendukung produktivitas tanpa mengorbankan budaya perusahaan dan keterlibatan tim.
Fleksibilitas kini bukan sekadar bonus, tapi bagian dari strategi retensi dan daya tarik talenta.
Baca juga : Audit Beban Kerja Karyawan: Evaluasi Balance Pekerjaan dan Work Life Quality
Inovasi HR Dimulai dari Empati: Pentingnya Design Thinking
Di era ketidakpastian dan perubahan cepat, tim HR tidak cukup hanya adaptif, mereka harus inovatif. Salah satu pendekatan yang semakin relevan adalah Design Thinking, metode yang berfokus pada empati, kolaborasi, dan solusi berbasis kebutuhan nyata karyawan.
Mengapa Design Thinking Penting untuk HR?
Metode ini membantu HR:
- Memahami pengalaman karyawan secara lebih mendalam
- Menciptakan proses kerja yang lebih user-friendly, mulai dari rekrutmen hingga retensi
- Mendorong kolaborasi lintas tim untuk menyelesaikan tantangan SDM yang kompleks
Solusi Nyata: Design Thinking Training dari Proxsis HR Design Thinking Training dari Proxsis HR dirancang khusus untuk para profesional HR yang ingin:
- Merancang proses yang human-centered
- Menyusun strategi SDM berbasis empati dan data
- Meningkatkan keterlibatan dan kepuasan karyawan secara berkelanjutan
Pelatihan ini bukan sekadar teori—peserta diajak langsung mempraktikkan metode Design Thinking untuk menciptakan solusi konkret di dunia kerja.
Kesimpulan
Tahun 2025 membawa tantangan dan peluang baru dalam dunia perekrutan. Teknologi seperti AI dan ATS membantu meningkatkan efisiensi, tetapi bukan pengganti sentuhan manusia. Kandidat tetap menghargai proses yang cepat, transparan, dan personal. Di sisi lain, pendekatan berbasis keterampilan, fleksibilitas kerja, serta komitmen terhadap DE&I menjadi faktor pembeda yang signifikan.
Bagi perusahaan yang ingin tetap unggul dalam persaingan mendapatkan talenta terbaik, kuncinya adalah: adaptif terhadap teknologi, terbuka terhadap perubahan, dan tetap berempati dalam setiap proses. Dengan strategi yang tepat dan pelatihan yang mendukung, seperti Design Thinking Training dari Proxsis HR, tim HR dapat menjadi motor inovasi dan pilar budaya perusahaan yang lebih manusiawi.
FAQ:
- Bagaimana teknologi seperti AI memengaruhi proses perekrutan?
AI mempercepat proses penyaringan kandidat dan mengurangi beban administratif. Namun, hasil terbaik tercapai saat teknologi dikombinasikan dengan interaksi manusia yang personal dan empatik. - Apakah sistem kerja jarak jauh masih relevan di 2025?
Ya. Kerja jarak jauh tetap menjadi pilihan favorit, terutama di kalangan profesional muda. Perusahaan yang fleksibel dalam model kerja cenderung lebih mudah menarik dan mempertahankan talenta. - Mengapa pendekatan berbasis keterampilan menjadi semakin penting?
Karena keterampilan praktis seringkali lebih mencerminkan kemampuan seseorang untuk menjalankan peran tertentu. Pendekatan ini membuka peluang lebih luas dan mendukung inklusi dalam perekrutan. - Apa keunggulan menggunakan ATS seperti Breezy HR?
ATS seperti Breezy HR menyederhanakan proses rekrutmen dari awal hingga akhir, mulai dari pelacakan pelamar, penyaringan otomatis, hingga kolaborasi tim rekrutmen—semuanya dalam satu platform yang efisien. - Apa kontribusi pelatihan Design Thinking terhadap strategi perekrutan?
Pelatihan Design Thinking Training Proxsis HR membekali tim HR dengan mindset kreatif, empatik, dan solutif. Ini membantu menciptakan pengalaman kandidat yang lebih berkesan, relevan, dan berorientasi pada kebutuhan manusia.
Inquiry
News & Article
- 6 Tren Rekrutmen 2025 yang Harus Diketahui HR untuk Menarik Talenta Terbaik
- 10 Strategi HRD Efektif Membangun Sistem Reward dan Punishment di Perusahaan
- 15 Perusahaan Terbaik di Indonesia untuk Karier Profesional
- Dampak Engagement Karyawan terhadap Profitabilitas dan Inovasi Perusahaan
- 10 Strategi Efektif Persiapan Mid-Year Review untuk Hasil Optimal
Latest Events
- Badan Pusat Statistik – Emerging Leader Development Program
- BPJS Ketenagakerjaan – Change Your Selftalk, Change Your Life
- Employee Development Program – PT Waskita Toll Road Kolaborasi dengan Proxsis HR
- Proxsis HR Professional Community – Monthly Meetup Ep. 26 Leading with Adaptability: Embracing Learning Agility as a Future Leader
- PT PGAS Telekomunikasi Nusantara – Design Thinking for Innovation and Continuous Improvement
Recent Posts
- 6 Tren Rekrutmen 2025 yang Harus Diketahui HR untuk Menarik Talenta Terbaik
- 10 Strategi HRD Efektif Membangun Sistem Reward dan Punishment di Perusahaan
- 15 Perusahaan Terbaik di Indonesia untuk Karier Profesional
- Dampak Engagement Karyawan terhadap Profitabilitas dan Inovasi Perusahaan
- 10 Strategi Efektif Persiapan Mid-Year Review untuk Hasil Optimal
Contact Us
Permata kuningan Building 17Th Floor, Suite 1701 Jl. Kuningan Mulia kav 9 Kawasan bisnis epicentrum Jakarta – 12980
Phone: 0813-8080-7366| 081380807366
Fax: 021-8370.8679 | 021-8370.8680
Inquiry
News & Article
- 6 Tren Rekrutmen 2025 yang Harus Diketahui HR untuk Menarik Talenta Terbaik
- 10 Strategi HRD Efektif Membangun Sistem Reward dan Punishment di Perusahaan
- 15 Perusahaan Terbaik di Indonesia untuk Karier Profesional
- Dampak Engagement Karyawan terhadap Profitabilitas dan Inovasi Perusahaan
- 10 Strategi Efektif Persiapan Mid-Year Review untuk Hasil Optimal
Latest Events
- Badan Pusat Statistik – Emerging Leader Development Program
- BPJS Ketenagakerjaan – Change Your Selftalk, Change Your Life
- Employee Development Program – PT Waskita Toll Road Kolaborasi dengan Proxsis HR
- Proxsis HR Professional Community – Monthly Meetup Ep. 26 Leading with Adaptability: Embracing Learning Agility as a Future Leader
- PT PGAS Telekomunikasi Nusantara – Design Thinking for Innovation and Continuous Improvement
Recent Posts
- 6 Tren Rekrutmen 2025 yang Harus Diketahui HR untuk Menarik Talenta Terbaik
- 10 Strategi HRD Efektif Membangun Sistem Reward dan Punishment di Perusahaan
- 15 Perusahaan Terbaik di Indonesia untuk Karier Profesional
- Dampak Engagement Karyawan terhadap Profitabilitas dan Inovasi Perusahaan
- 10 Strategi Efektif Persiapan Mid-Year Review untuk Hasil Optimal
Contact Us
Permata kuningan Building 17Th Floor, Suite 1701 Jl. Kuningan Mulia kav 9 Kawasan bisnis epicentrum Jakarta – 12980
Phone: 0813-8080-7366| 081380807366
Fax: 021-8370.8679 | 021-8370.8680