So much of life is a negotiation – so even if you’re not in business, you have opportunities to practice all around you.Kevin O’Leary 

Siapapun dan sejak umur berapapun sebenarnya pernah melakukan negosiasi. Mulai dari seorang anak yang minta dibelikan mainan hingga perselisihan di dunia politik pun menganerapkan praktek negosiasi. Disadari atau tidak, negosiasi terjadi di kehidupan sehari-hari ketika kepentingan seseorang berbenturan dengan kepentingan orang lain. Terlebih dalam dunia pekerjaan dan bisnis.

Perlu diketahui, proses negosiasi pada dasarnya menyimpan keuntungan yang bisa diraih ketika negosiasi berjalan mulus dan mencapai goals yang diharapkan. Melalui perjanjian yang disepakati, setiap perusahaan yang terlibat bisa mendapatkan hak masing-masing setelah memenuhi beberapa kewajiban yang telah disepakati.

Tapi, tak selamanya semua berjalan mulus, seringkali negosiasi menemukan sejumlah hambatan, salah satunya disebabkan oleh minimnya pengetahuan dari pihak perusahaan mengenai bagaimana cara bernegosiasi dengan baik dan benar.

Chester L Karras secara spesifik mengatakan : In business, you don’t get what you deserve, you get what you negotiate.

Jika ingin mendapatkan yang terbaik, maka diperlukan keahlian negosiasi yang baik juga. Menguasai keahlian ini ternyata memberikan banyak manfaat, bahkan mahir tidaknyabernegosiasi bisa mempengaruhi perkembangan perusahaan atau bisnis.

Pertanyaannya, bagaimana cara mendapatkan apa yang diinginkan lewat negosiasi yang baik? Apa saja hal paling penting yang perlu perhatikan?

Berikut beberapa hal yang perlu diperhatikan agar bisa menjadi ahli dalam bergenosiasi :
  1. Persiapan : Apa dan Siapa
    Kumpulkan informasi terlebih dahulu, ketahui target yang ingin dituju termasuk strategi untuk mendapatkannya. Ibarat ketika bedebat dengan keluarga saat ingin memesan pizza, sebelum melakukan negosiasi dengan anggota keluarga yang lain, pastikan bahwa memang ada bagian sama yang direbutkan. Bukan satu pihak mau topping, satu pihak mau pinggiran, dimana ini bukan sebuah masalah karena toh tinggal dibelah.Pastikan dulu memang benar ada point penting yang bersinggungan dan kita persis mengetahuinya. Kemudian, kenali dengan baik counterpart, sentuh dengan hubungan personal yang baik. Tapi jangan ngawur, kebablasan dan memaksakan. Kenali juga dimana posisi, level dan kapasitas.  Identifikasikan dan persiapkan lebih dahulu pilihan yang mungkin terjadi
  2. Proses : Masuk Hati dan Masuk Akal
    Komunikasi verbal dan non verbal menjadi senjata paling dahsyat.  Ini adalah seni memasuki hati dengan kalimat smooth dan gesture yang menambah kesan. Hubungan baik juga bisa tercipta ketika menggunakan pertimbangan yang masuk akal dalam bernegosiasi.  Jangan mulai dari harga 2juta jika harga barang itu hanya 200 ribu.  Kemungkinan besar konsumen akan enggan, sekalipun pada akhirnya harga diturunkan.
  3. Penutup : Putuskan dan Simpulkan
    Setelah proses perundingan selesai, ingatlah untuk mengkonfirmasi kembali detail hasil yang di dapat. Pastikan bahwa semua pihak telah memiliki pemahaman yang sama dan bersedia adil mengeksekusi.Dalam negosiasi, kondisi yang ideal adalah I Win, You Win. Tapi itu cukup sulit, yang lebih realistis : I Win Some, You Win Some. I Lose Some, You Lose Some. Jalan tengah hampir selalu bisa dirundingkan. Namun pada titik tertentu, tidak semua negosiasi harus berakhir dengan kesepakatan. Ada juga negosiasi yang berakhir dengan tanpa kesepakatan. Ya biarkan saja.. Negosiasi adalah kesepakatan, bukan pemaksaan.

Olahan data dari digitalfinger.id sumber : //www.briantracy.com/

Rate this post
Bagikan artikel ini

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Fill out this field
Fill out this field
Please enter a valid email address.

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.